Banner BAPETEN
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Nuklir di Asia
Kembali 10 Mei 2010 | Berita BAPETEN
bdi_100510120925.jpg

(Jakarta,BAPETEN) 

bdi_100510115643.jpgUntuk menjamin keselamatan, kesehatan dan masyarakat terhadap pemanfaatan nuklir di Asia, khususnya di Asia Tenggara yang semakin berkembang pesat, perlu pengawasan dan kesiapsiagaan jika terjadi kecelakaan. Harus ada prosedur dan personil yang siap merespons dan mengatasinya. BAPETEN merupakan lembaga yang mengatur pemanfaatan tenaga nuklir dan memiliki personil dalam merespons gejala, bahkan kecelakaan terkait pemanfaatan tenaga nuklir. Untuk itu kerjasama dengan lembaga yang kompeten, baik di dalam maupun luar negeri terus ditingkatkan. Pada tingkat internasional pemanfaatan tenaga nuklir diawasi lembaga IAEA.

imgkontenimgkonten
Demi meningkatkan pengetahuan dan pengalaman di bidang pengawasan nuklir ini BAPETEN mengadakan Workshop Intervensi Tingkat Nasional, Mengambil Tindakan Protektif Mendesak dan Perlindungan Tenaga Kerja dan Rapat Tahunan EPRTG (Workshop on National Intervention levels for taking Urgent Protective Actions and Protection of Workers and the Annual Meeting of EPRTG(Emergency Preparedness Response Technical Group)). Serta Pertemuan ke-5 ANSN di Topical Group Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat bekerjasama dengan IAEA. Acara yang berlangsung selama 5 hari itu diselenggarakan di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, sejak tanggal 10-14 Mei 2010.  Pertemuan  diikuti oleh negara-negara di Asia, Australia, Jepang, China, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Peresmian dilakukan Deputi Pengkajian Keselamatan Nuklir yang diwakili oleh Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir-BAPETEN Drs. Reno Alamsyah, M.S. Dalam sambutannya disampaikan percepatan perkembangan pemanfaatan nuklir di Asia, khususnya di Asia Tenggara yang ke depan akan memiliki PLTN pertama, sehingga diperlukan  kerjasama yang erat dengan Negara-negara maju. Sebab tindakan dan pengoperasian tenaga nuklir, selain memenuhi kebutuhan listrik, harus diwaspadai kemungkinan bahaya yang ditimbulkan.
Untuk itu diperlukan pengendalian, yang antara lain bertujuan:  Menjamin kesejahteraan, memelihara ketertiban. Meningkatkan kesadaraan hukum, mencegah pengalihan tujuan pemanfaatan bahan nuklir, dan memastikan mempertahankan serta meningkatkan disiplin pekerja pada pelaksanaan pemanfaatan energi nuklir.
Tindakan tanggap darurat diberlakukan, sebab pemanfaatan tenaga nuklir dalam kasus-kasus tertentu dapat memengaruhi negara-negara tetangga. Untuk hal tersebut IAEA telah menetapkan beberapa konvensi internasional yang telah diratifikasi oleh Pemerintah. Indonesia juga perlu meningkatkan pemahaman dan kompetensi dalam mengimplementasikan standar-standar operasional sehingga memiliki presatasi sebagaimana Jepang dan Australia. Oleh karena itu menjadi penting workshop semacam ini agar Indonesia dapat mencapai tujuan bersama tentang kesiapsiagaan dan respons darurat nuklir dengan negara-negara pengguna tenaga nuklir dunia.
imgkonten

Sumber : Humas

BAPETEN Link

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

International Links