Banner BAPETEN
Workshop on Regulatory Review and Assesment of Safety Analysis Report Sections: Thermal Hydraulic and Neutronic Analysis
Kembali 27 Maret 2012 | Berita BAPETEN
bdi_270312094909.jpg

(Cisarua,BAPETEN) 

bdi_270312094809.jpgKeseragaman berpikir dan berbuat menjadi acuan kerja. Perkembangan itu akan membawa perubahan, baik yang positif maupun negatif. Sebab itu, dampak perubahan yang bersifat negatif harus segera diantisipasi sehingga tidak akan membawa kerugian besar bagi manusia. Khusus untuk nuklir, demi mempersiapkan masa depan iptek, penggunaan tenaga nuklir harus mempertimbangkan aspek seifgard. Untuk itu kerjasama dengan lembaga yang kompeten, baik di dalam maupun di luar negeri terus ditingkatkan. Pada tingkat internasional pemanfaatan tenaga nuklir diawasi lembaga IAEA.

Untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman di bidang pengawasan nuklir BAPETEN mengadakan Workshop on Regulatory Review and Assesment of Safety Analysis Report Sections: Thermal Hydraulic and Neutronic Analysis bekerjasama dengan IAEA. Acara selama 5 hari itu diselenggarakan di Balai Diklat BAPETEN, Cisarua, Bogor, tanggal 26-30 Maret 2012. Lokakarya dihadiri 15 orang.
Dalam sambutan pembukaannya, Direktur Perizinan Instalasi dan Bahan Nuklir Drs. Reno Alamsyah, M.S, antara lain menyampaikan “lokakarya ini bertujuan untuk berbagi wawasan dan pengalaman mereka dalam tinjauan dan penilaian dokumen SAR, terutama untuk bab-bab tentang TH dan neutronik.”
imgkontenimgkonten
“Kita semua tahu betul pentingnya aspek TH dan neutronics dalam perizinan. Sebuah analisis yang lebih baik dan pemahaman dari kedua mungkin diharapkan untuk mencegah kecelakaan besar seperti yang terjadi di TMI dan Chernobyl. Pendinginan inti dan kolam bahan bakar bekas akhirnya juga masalah yang sama muncul di Unit-1 Fukushima TEPCO baru-baru ini,” tambahnya.
“Kita juga tahu bahwa PRA merupakan metode yang telah terbukti dan menunjukkan kekuatannya dalam menganalisis tingkat risiko dari suatu sistem kompleks seperti PLTN. Namun, kami harus memahami bahwa model dalam PRA tidak dapat dibangun tanpa pemahaman pada TH dan neutronik,” jelasnya.
Direktur Perizinan Instalasi dan Bahan Nuklir, menambahkan bahwa “Pada kasus nyata yang kita hadapi setelah Fukushima, Kepala Bapeten memerintahkan untuk melakukan sesuatu seperti "stress test" untuk mengatur semua (tiga) reaktor riset kita. Akibatnya, salah satu lisensi diskors pada tanggal 30 September tahun lalu. Hanya ada dua alasan untuk penghentian ini, dan saya percaya bahwa salah satu dari mereka adalah sangat terkait dengan aspek neutronik.”
“Lokarya ini sangat penting, terutama dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan pengenalan PLTN pertama di Indonesia. Lokakarya ini tidak berdiri sendiri, tetapi untuk mencapai beberapa tujuan, setidaknya dengan 3 tujuan: 1). mengidentifikasi praktek terbaik internasional di-review dan penilaian TH dan neutronics; 2). mencari kelemahan dan celah dalam peraturan dan panduan, prosedur dan instruksi kerja; 3). meningkatkan kompetensi kami di-review dan penilaian pada TH dan neutronik. Jadi, yang harus kita pahami adalah bahwa rencana aksi untuk mengembangkan rencana lebih lanjut dan melaksanakannya secara konsisten,” ungkap Drs. Reno Alamsyah M.S.
imgkonten

Sumber : Humas

Tautan BAPETEN

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

Tautan Internasional

Tautan LPNK