Banner BAPETEN
Workshop Nasional Keamanan Nuklir : Kajian Muatan RUU Keamanan Nuklir Nasional
Kembali 12 April 2012 | Berita BAPETEN
bdi_120412035611.jpg

(Jakarta,BAPETEN) 

bdi_120412025628.jpgNSS-II atau dikenal dengan KTT Keamanan Nuklir-ll (Nuclear Security Summit-ll) yang diselenggarakan di Seoul dan dihadiri oleh 54 negara dan 4 organisasi Internasional yaitu PBB, IAEA, Uni Eropa dan Interpol. Kehadiran para pimpinan negara pada NDD-II ini mengindikasikan komitmen politik untuk mewujudkan bersama-sama keamanan nuklir dunia. Perlu diusahakan agar material nuklir tidak jatuh ke tangan teroris, karena hal ini dapat mengancam ketentraman dunia. Untuk itu perlu mengamankan material nuklir dan mencegah perdagangan gelap material nuklir.

imgkonten
Hal tersebut disampaikan Kepala BAPETEN As Natio Lasman saat memberikan sambutan pembukaan acara Workshop Nasional Keamanan Nuklir yang berlangsung di Jakarta pada Kamis (12/4/12) ini. Dihadapan lebih kurang 100 undangan dari berbagai instansi ini, Beliau lebih lanjut menjelaskan bahwa kejadian di Fukushima Daiichi telah mengembangkan pemikiran pentingnya pemikiran yang holistik antara safety (keselamatan) dan security (keamanan). Pengalaman atas rusaknya diesel generator cadangan pada beberapa PLTN di Fukushima Daiichi karena tergenang oleh tsunami, perlu dijadikan pelajaran bilamana ancaman keselamatan terhadap PLTN dimulai dari diesel generator cadangan. Cyberthreat terhadap PLTN harus dipikirkan dengan seksama.

Berbagai langkah yang dapat dilaksanakan untuk mendukung Keamanan Nuklir dan yang telah dilaksanakan BAPETEN antara lain: inspeksi rutin terhadap material nuklir; keikutsertaan dalam berbagai program pelatihan dalam keamanan material nuklir; turut serta dalam berbagai perjanjian internasional; meningkatkan kerjasama regional dan internasional; mengembangkan regulasi terkait keamanan nuklir; mencegah pengembangan proliferasi dan illicit trafficking; dan lain-lain.

imgkontenimgkonten
Lebih lanjut Beliau menyampaikan arahan khusus Presiden Ri bahwa inti utama dari NSS adalah disarmament dan pencegahan proliferasi. Kemudian untuk dua tahun kedepan harus ada langkah-langkah konkrit dalam kerangka keamanan nuklir, yaitu menyelesaikan legislation kit untuk keamanan nuklir sehingga dapat dijadikan rujukan bagi negara-negara lain. Selain itu perlu dibentuk suatu assesment center guna menangani keamanan nuklir ini secara komprehensif, dan Beliau (=Presiden) menyediakan lokasinya di Sentul. Presiden akan meminta presentasi dari Kementerian Luar Negeri dan BAPETEN terkait legislation kit dan berbagai langkah ke depan lainnya dalam sidang Kabinet Terbatas pada Mei-Juni 2012.
imgkonten
Workshop Nasional Keamanan Nuklir ini berlangsung selama sehari dimana acara diisi dengan presentasi, Topical Working Group dan Sidang Pleno. Presentasi pertama tentang Kebijakan Riset dan Teknologi Terkait Keamanan Nuklir yang disampaikan oleh Deputi Jaringan IPTEK - Kemenristek, Amin Subandrio; dilanjutkan dengan Kegiatan Penyususunan naskah akademik RUU Keamanan Nuklir Nasional yang disampaikan oleh Direktur Peraturan Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir - BAPETEN, Dahlia Cakrawati Sinaga. Sesi berikutnya merupakan presentasi tentang Kebijakan Keamanan Nasional oleh Asdep 4/V Keamanan Nasional - Kemenkopolhukam, Brigjen.Polisi. Drs. Isdiono; yang dilanjutkan dengan presentasi tentang Kebijakan Indonesia untuk Nuclear Security Summit yang dibawakan oleh Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata - Kementerian Luar Negeri, Febrian A. Ruddyard. Sesi ini diakhiri dengan Presentasi tentang Kebijakan Ekspor - Impor oleh Kementerian Perdagangan RI.

Sumber : Humas

Tautan BAPETEN

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

Tautan Internasional

Tautan LPNK