Kepala BAPETEN menuturkan, segala bentuk pemanfaatan tenaga nuklir harus memiliki 3 aspek yaitu, Safety, Security, dan Safeguards. Safety tentang keselamatan masalah teknologinya, Security mengenai keamanan baik nuklir material dan zat radioaktif lainnya bagaimana dapat dikelola dengan aman, dan Seifgards sebagai suatu upaya agar nuklir material tidak dikonversi menjadi pemanfaatan yang non damai.

Selain itu, pemanfaatan tenaga nuklir tidak dapat terlepas dari pentingnya faktor security. Bahkan saat diselenggarakannya Nuclear Security Summit yang telah berlangsung di Amerika Serikat beberapa waktu lalu, masalah security menjadi topik penting dan kini tengah menjadi perhatian negara-negara di dunia.

Terkait rencana pemanfaatan nuklir sebagai energi, Kepala BAPETEN berkomentar, pembangkit listrik khususnya untuk nuklir, yang diperbolehkan dibangun di Indonesia adalah berada di atas tanah dan menggunakan proven technology.

Apabila nantinya PLTN tersebut komersial, maka tidak dikelola pemerintah melainkan dibangun oleh badan swasta, koperasi atau BUMN. Namun, jika PLTN itu non komersial, maka akan dilakukan oleh BATAN. Mengenai perkembangan rencana pembangunan PLTN, Kepala BAPETEN mengungkapkan, hingga saat ini tidak ada satu pihak pun secara formal yang mengajukan aplikasi izin ke BAPETEN.

Menjawab strategi dan kebijakan apa yang nanti akan dilakukan BAPETEN ke depan, Kepala BAPETEN menegaskan, fungsi pengawasan akan terus dilakukan agar dapat membuktikan kepada dunia luar, bahwa pemanfaatan tenaga nuklir di tanah air benar-benar dalam koridor yang memenuhi ketiga aspek yaitu, Safety, Security, dan Safeguards. Karena BAPETEN mempunyai tugas menjamin keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan.