Banner BAPETEN
The 3rd ASEM Seminar On Nuclear Safety
Kembali 07 November 2014 | Berita BAPETEN
bdi_071114122702.jpg

(DI. Yogyakarta,BAPETEN) 

bdi_071114122328.jpgPara pengamat politik, pakar lingkungan dan ekonomi global memperkirakan masa depan Asia. Cina dan India membentuk dua perlima populasi dunia. Perekonomian mereka tumbuh pesat, tetapi keduanya tidak menghasilkan cukup banyak energi. Pemakaian energi dengan batu bara tak dapat dipertahankan, karena protes lingkungan yang menghendaki langit bersih. Tenaga nuklir adalah solusi yang tepat dan simpatik. Tahun 2030 kebangkitan nuklir di Asia tidak mustahil terjadi.Perkembangan itu akan membawa dampak positif maupun negatif. Sebab itu, dampak yang negatif harus segera diantisipasi hingga tidak membawa kerugian bagi manusia. Untuk mendorong kerjasama Asia -Eropa, tahun 2012 dibentuklah jejaring regional di wilayah Asia-Eropa yaitu Asia Europe Meeting (ASEM).

Seminar diadakan setiap tahun. Seminar pertama diadakan di Singapaura tahun 2012, kedua di Lithuania, 2013, khusus bidang teknologi nuklir untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman di bidang pengawasannya.
Yogyakarta sebagai kota seni dan budaya dipilih menjadi tempat pertemuan pertama ASEM bertemakan Effective, Transparent, and Sustainable Nuclear Safety Infrastructure, 4-5 November 2014. Acara dibuka oleh Dian Triansyah Djani, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa. Selanjutnya laporan Deputi Pengkajian Keselamatan Nuklir-BAPETEN Dr. Khoirul Huda, Laporan ASEM bidang Seminar Keselamatan Nuklir oleh Duta Besar dari Lithuania, Ausra Semaskiene.
imgkontenimgkonten
Pembicara utama Menteri Negara Ristek dan Pendidikan Tinggi diwakili Kepala BAPETEN Prof. Jazi Eko Istiyanto. Pertemuan di Yogyakarta ini dihadiri perwakilan dari 12 negara: India, Indonesia Prancis, China, Singapura dan Uni Eropa.
Menristek Dikti, M. Nasir dalam sambutan yang diwakili Kepala BAPETEN, menyampaikan, bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan jaringan antar-regional yang kuat pada keselamatan nuklir, dengan fokus pada penguatan infrastruktur dan keamanan instalasi nuklir . "Saya percaya bahwa pilihan Yogyakarta sebagai tempat ke-3 ASEM Seminar keselamatan nuklir menjadi sumber inspirasi untuk semua peserta dan mendiskusikan tantangan yang dikemukakan regional dan global untuk membangun dan terus memperbaiki infrastruktur keselamatan nuklir dan kapasitas bangunan di negara-negara ASEM."

Sebagai negara anggota, dalam memasuki abad ke-21, kami terus menyaksikan kebangkitan nuklir di berbagai belahan dunia terutama untuk menghasilkan listrik. Tetapi dampak negatif pemanfaatan nuklir perlu diantisipasi. Kecelakaan Fukushima misalnya, kita perlu belajar lebih banyak dan melakukan perbaikan terus-menerus tentang keamanan infrastruktur, dan pentingnya memiliki badan pengawas yang efektif, independen dan transparan, untuk memastikan terwujudnya penggunaan instalasi nuklir nasional yang aman dan mengembangkan budaya keselamatan yang kuat. Untuk mengimplementasikan safeguards ini dimulai dari negara kita masing-masing, dan jejaring ASEM diharapkan menjadi faktor pendukung untuk memperkuat esistensi dan tukar-menukar informasi di bidang safeguards termasuk proteksi fisiknya.
imgkontenimgkonten

Sumber : Humas

BAPETEN Link

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

International Links