Banner BAPETEN
Talkshow Berita Satu : Ketegangan di Semenanjung Korea, Nuklir Mengancam Asia
Kembali 27 April 2012 | Berita BAPETEN
bdi_270412020530.jpg

(Jakarta,BAPETEN) 

bdi_270412105238.jpgKetegangan di Semenanjung Korea memicu pamer kekuatan militer di beberapa negara disekitarnya. India dan Pakistan merespon tindakan Korea Utara dengan meluncurkan uji coba rudal balistik, sementara Rusia dan Cina menggelar latihan perang bersama. Muncul kemudian kekawatiran kondisi geopolitik di kawasan ini akan mengarah kepada persaingan kekuatan persenjataan nuklir.

Berkaitan dengan masalah tersebut, Televisi Berita Satu atau yang dulu lebih dikenal dengan O Channel mengangkat masalah "Nuklir Mengancam Asia" dengan menghadirkan nara sumber Kepala BAPETEN, As Natio Lasman dan Pengamat Politik Internasional Aleksius Jemadu dengan pembawa acara Nunuk pada Kamis (26/4) malam di Studio Berita Satu Jakarta. Menurut Jemadu, perkembangan di Asia ini telah menimbulkan fenomena "Dilema Keamanan" dimana masing-masing negara berada pada posisi merespon apa yang dilakukan negara di Asia. Hal tersebut harus diwaspadai karena negara-negara di Asia tersebut masing-masing memiliki senjata nuklir dan tidak semua terikat atau menandatangani perjanjian non proliferasi (NPT) terutama Korea Utara. Negara Korea Utara bukan suatu rezim demokrasi dimana penggunaan kekuatan militer tidak bergantung dengan persetujuan rakyatnya. Terlebih lagi Negara ini menggunakan senjata nuklir dengan tujuan konsolidasi internal dengan alasan adanya pergantian pucuk pimpinan dan menunjukkan ke negara tetangga agar tidak mengganggu gugat kedaulatan negaranya.

Mengingat dampak senjata nuklir, ternyata senjata nuklir dapat dipakai sebagai bargaining power, simbol status suatu negara, kekuatan militer, dan sebagai alat politik. Namun dibalik itu, Amerika bersama Rusia dan banyak negara-negara di dunia telah sepakat untuk menggunakan nuklir dengan tujuan damai. Sehingga senjata nuklir perlu diawasi serta dibatasi dengan perlucutan senjata dan melaksanakan non proliferasi.

Pembahasan kemudian beralih kepada masalah kekuatan hulu ledak nuklir sebagai senjata dan efek ledakannya apabila dibandingkan dengan bom atom maupun kecelakaan PLTN Chernobyl. Kepala BAPETEN menjelaskan perbedaannya dimana bahan nuklir yang dipergunakan di reaktor nuklir reaksinya dikendalikan, sedangkan bahan nuklir pada bom nuklir reaksinya sesaat dan tidak dikendalikan. Pada kasus bom atom di Hiroshima-Nagasaki, bom tersebut diledakkan 600 meter diatas tanah sehingga dapat menimbulkan kerusakan yang hebat dalam radius 2 Km.
imgkontenimgkonten

Sumber : Humas

BAPETEN Link

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

International Links