Banner BAPETEN
Statemen Delegasi RI pada Sidang Umum IAEA ke-56
Kembali 21 September 2012 | Berita BAPETEN
bdi_260912105951.jpg

(Austria,BAPETEN) 

bdi_260912091037.jpgPada hari Kamis 20 September 2012 jam 10.00 waktu setempat telah disampaikan Statemen Delegasi RI (Delri) pada Sidang Umum IAEA ke-56. Pembacaan Statemen disampaikan oleh Kepala BAPETEN Dr. As Natio Lasman, selaku Alternate Ketua Delri (Video). Perlu disampaikan, bahwa Sidang Umum ini dihadiri oleh155 Negara Anggota, dan berbagai Organisasi Internasional. Dalam Statemen tsb (see: http://www.iaea.org/About/Policy/GC/GC56/Statements/indonesia.pdf) antara lain disampaikan, bahwa Indonesia menyambut baik kehadiran Republik Fiji, Republik San Marino, Republik Trinidad dan Tobago sebagai negara-negara baru dalam keanggotaan IAEA. Selanjutnya untuk mendukung keamanan nuklir regional, Indonesia berharap bahwa Protokol SEANWFZ (South East Asia Nuclear Weapon Free Zone) dapat segera ditandatangani oleh negara-negara ASEAN.

imgkonten
Terkait dengan isu non-proliferasi di Timur Tengah, Indonesia mengharapkan bahwa seluruh negara-negara di kawasan tersebut, melalui konferensi yang akan diselenggarakan, benar-benar dapat mendorong tercapainya kawasan bebas senjata nuklir di Timur Tengah tersebut. Selain hal tersebut disampaikan pula, bahwa Indonesia telah meratifikasi CTBT (Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty) pada 6 Desember 2011. Berkenaan dengan hal tersebut, Indonesia mengundang negara-negara lain yang belum meratifikasinya, untuk segera melakukan ratifikasi guna mendukung keamanan nuklir dunia.
Pada Nuclear Security Summit tahun 2012 yang lalu, Presiden RI telah menyampaikan perlunya menyusun National Legislation Implementation Kit untuk Keamanan Nuklir. Proposal tersebut mendapat sambutan dari banyak negara. Disampaikan pula, bahwa untuk mendukung Keamanan Nuklir tersebut, maka atas bantuan IAEA telah dipasang RPM (Radiation Portal Monitor) di Pelabuhan Belawan dan telah dioperasikan pada akhir Juli 2012. Diharapkan, bahwa IAEA terus dapat membantu RPM untuk berbagai pelabuhan di Indonesia. Terkait dengan penerimaan publik yang berkorelasi pada keselamatan nuklir, adalah merupakan agenda internasional yang perlu mendapat perhatian.
Safety first adalah prinsip yang dikedepankan dalam pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir. Untuk itu, maka pada bulan April 2012 telah dikeluarkan regulasi terkait dengan Safety and Security of Nuclear Installation. Selain hal tersebut, Indonesia juga berpartisipasi aktif dalam pembentukan APSN (Asia Pacific Safeguards Networks). Selanjutnya disampaikan pada bagian akhir Statemen, bahwa Indonesia mendorong aktif pemanfaatan tenaga nuklir untuk tujuan damai.

Sumber : Humas

BAPETEN Link

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

International Links