Ia menambahkan, berlawanan dengan kebanyakan pendapat orang, tenaga nuklir justru memberikan banyak manfaat bagi peradaban manusia. Berbagai macam penggunaan tenaga nuklir telah banyak diaplikasikan dalam kehidupan, seperti bidang kesehatan, pertanian, industri maupun penelitian.

Hal serupa juga dikatakan Sekretaris Daerah Gorontalo, Idris Rahim, sekaligus membuka secara resmi acara sosialisasi tersebut. Dalam keterangannya yang dilansir sebuah media di Gorontalo, dia menuturkan, seiring dengan mulai menipisnya ketersedian bahan bakar fosil nasional, tenaga nuklir menjadi salah satu alternatif pengganti sumber energi yang semakin terkuras tersebut. ”Pemprov Gorontalo ke depan merencanakan untuk memanfaatkan energi nuklir dalam mengatasi krisis listrik yang selama ini dirasakan sangat menggangu dinamika pembangunan daerah,” ujar Idris.

Dalam laporannya, Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Guritno Lokollo, juga mengajak masyarakat agar dapat ikutserta mengetahui dan berpartisipasi terhadap pemanfaatan tenaga nuklir ini secara aman. Menurut Gubernur Gorontalo, Fadel Muhammad, saat menerima Kepala BAPETEN beserta rombongan di kediamannya, menyampaikan bahwa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan salah satu cara untuk mengatasi krisis listrik yang terjadi di daerah ini. Pihaknya sudah punya rencana PLTN tersebut akan dibangun di Gorontalo Utara. Apabila pemerintah pusat sudah menyetujui, maka pihaknya akan segera membangun karena memang sudah ada investor yang bersedia untuk berinvestasi di Gorontalo. 

Staf Ahli Gubernur, Farid Bahar, menyatakan bahwa keberadaan PLTN, apalagi untuk sektor unggulan sangat dibutuhkan. ”Bagaimana kita mau maju dan berkembang kalau ketersediaan listrik kita terbatas, padahal untuk berinvestasi itu, membutuhkan listrik yang tidak kecil,” tegasnya.
Sosialisasi ini dihadiri sekitar 85 peserta meliputi kalangan swasta dan pemerintah, akademisi, muspida maupun petinggi-petinggi TNI di daerah setempat. Acara ini diakhiri dengan sesi diskusi dan tanya jawab antara para peserta dengan narasumber. Turut mendampingi Kepala BAPETEN, Deputi Pengkajian Keselamatan Nuklir, As Natio Lasman, serta sejumlah eselon II dan III.