Banner BAPETEN
Peresmian Radiasi Portal Monitor (RPM) di Pelabuhan Belawan
Kembali 19 Juli 2012 | Berita BAPETEN
bdi_190712015624.jpg

(Medan,BAPETEN) 

bdi_190712014120.jpgKita hidup di zaman modern yang hingar-bingar, penuh masalah sosial. Ini kita alami bersama. Khusus di bidang nuklir, rasanya kita berada di dalam pusaran rasa bersalah. Jika kita dengar sinyalemen tentang illicit trafficking (perdagangan gelap) Zat Radioaktif maupun Bahan Nuklir. Untuk itu, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) melakukan pemasangan alat Radiation Portal Monitor (RPM) di Belawan International Container Terminal (BICT) Belawan, Medan, yang diresmikan penggunaannya oleh Kepala BAPETEN Dr. As Natio Lasman, Rabu (18/7). RPM ini merupakan alat scan untuk mendeteksi nuklir dan zat radioaktif di dalam container yang masuk ke BICT.

Acara diawali dengan Pengantar dari Kepala Syahbandar Utama Belawan yang diwakili Kepala Bagian Tata Usaha Markus Ndaha dan Kepala BAPETEN Dr. As Nation Lasman serta perwakilan dari IAEA Mikhail Mayaruv, dilanjutkan presentasi tentang peralatan oleh Direktur Inpeksi Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif –BAPETEN Drs. Azhar M.Sc., dan pengalaman Malaysia dalam operasi RPM dari AELB Malaysia Mohammad Irwan. Pertemuan ini dihadiri oleh Kepolisian, Kementrian Perhubungan dan pejabat BAPETEN, antara lain Deputi Perizinan dan Inspeksi Drs. Martua Sinaga, MM., Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir Ir. Suharyanta, M.Eng, Kepala Bagian Humas dan Protokol Aries Setyarto, M.Ap. Kepala Sub Bagian Kerja Sama Luar Negeri Petit Wiringgalih, M.Sc.
imgkontenimgkonten
Dalam Pengantarnya Kepala BAPETEN mengatakan bahwa Indonesia sebagai anggota IAEA, telah sepakat menggunakan nuklir hanya untuk maksud damai. Sehingga semua pemanfaatan yang nondamai harus dicegah. Apalagi tendensi kearah terorisme. RPM ini untuk mencegah terjadinya illicit trafficking Zat Radioaktif maupun Bahan Nuklir maupun barang yang dimungkikan dual use di terotorial Indonesia.
“Pemasangan RPM ini merupakan hasil koordinasi antara IAEA (International Atomic Energy Agency) di bawah EU (Europian Union) serta Kementerian Keuangan yaitu Bea Cukai dan Kementerian Perhubungan, (Syahbandar) yang di inisiasi oleh BAPETEN.”
RPM ini, menurutnya adalah sebuah peralatan yang mampu mendeteksi bahan nuklir dan zat radioaktif yang terdapat dalam Kontainer tanpa perlu membuka kontainer terlebih dahulu. Kemampuan deteksi RPM ini sangat tinggi sehingga sekecil apapun bahan nuklir yang terdapat dalam kontainer dapat terdeteksi. Ungkap Dr. As Natio Lasman.
Dalam diskusi Drs. Martua Sinaga, MM., menyatakan bahwa “kerja sama ini harus terus dijalin antara BAPETEN dengan instansi-instansi terkait untuk mengamankan dunia, khususnya Indonesia”.
Acara dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke RPM sekaligus peresmian dan memastikan bahwa alat yang terpasang berfungsi dengan baik. Alat ini terhubung langsung dengan BAPETEN di Jakarta untuk memantau secara online dan real time.
imgkontenimgkonten
imgkontenimgkonten

Sumber : Humas

Tautan BAPETEN

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

Tautan Internasional

Tautan LPNK