Banner BAPETEN
Pembukaan Workshop Review dan Kriteria Keberterimaan dalam rangka Perizinan Tapak PLTN
Kembali 10 Maret 2011 | Berita BAPETEN
bdi_100311050000.jpg

(Jakarta,BAPETEN) 

bdi_100311120826.jpgPerkembangan energi nuklir melalui PLTN saat ini mulai mengemuka karena didorong oleh beberapa faktor diantaranya harga minyak yang menembus 120 US$; energi alternatif geothermal dengan teknologi yang masih bermasalah; dan kesadaran akan keberlanjutan pasokan enegi di tiap negara untuk memenuhi kebutuhannya. Disisi lain, Indonesia merupakan salah satu dari 60 negara dari 187 negara di seluruh dunia yang antri merencanakan atau mulai membangun PLTN. Untuk mengawal perkembangan itu, BAPETEN melalui Balai Diklat mempersiapkan SDM pengawas yang nantinya dapat melakukan review perizinan tapak PLTN dan menentukan kriteria keberterimaan perizinan tapak PLTN.

imgkonten
Kepala Balai Diklat BAPETEN, Andajani Muljanti menyampaikan bahwa workshop yang diselenggarakan selama dua hari (10-11 Maret 2011) ini merupakan rangkaian kelanjutan dari pelatihan untuk mempersiapkan dua puluh tujuh orang pegawai yang akan mengikuti On Job Training (OJT) perizinan tapak PLTN ke Amerika Serikat dan Kanada. Workshop ini diikuti oleh 40 orang pegawai dimana ke-27 peserta diantaranya telah mengikuti rangkaian pelatihan yang diinisiasi Balai Diklat. Pelatihan-pelatihan tersebut diantaranya diawali dengan Test TOEFL; kursus Bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan melewati TOEFL minimal 500; workshop dengan pihak luar negeri (US-NRC); workshop dari dalam negeri seperti yang sedang dilaksanakan ini; dan tugas membuat presentasi yang mereview dan kriteria keberterimaan perizinan tapak PLTN untuk kemudian mempresentasikannya di depan Tim PLTN.
imgkonten
Dalam sambutan pembukaan acara Workshop Review dan Kriteria Keberterimaan dalam rangka Perizinan Tapak PLTN ini Kepala BAPETEN As Natio Lasman menyampaikan kondisi riel perkembangan PLTN di dunia dan ASIA. Dinyatakan bahwa sampai saat ini ada 454 buah PLTN di dunia. Dari jumlah tersebut, 104 buah berada di Amerika, lainnya tersebar. Ada 5 PLTN yang sedang dekomisioning dan ada 61 PLTN sedang dibangun. Hal yang menyita perhatian adalah Cina dimana 5 tahun kedepan akan membangun 21 buah PLTN. Salah satu hal yang menjadi pertanyaan adalah apakah dalam peraturan BAPETEN ada istilah “Go Nuclear” atau harus ada PLTN? “Ternyata tidak ada yang menyebutkan demikian. Bagi kita yang ada adalah ada aplikasi, konsultasi DPR, lingkungan hidup terpenuhi, selesai. Dilihat lagi dari sisi teknis apakah itu bisa diterima atau tidak. Sedangkan bagi investor, setelah ada “Go Nuclear” dari pemerintah berarti merupakan jaminan bahwa nanti setelah invest, tidak akan diganggu-ganggu lagi oleh masalah politik”.

Disisi lain beliau mengingatkan kepada peserta, “Kita jangan terjebak dengan keberterimaan secara ekonomi, apakah akan mempunyai keuntungan yang tinggi atau rendah bagi investor. Seperti layaknya membeli mobil, tentu kita akan memilih mobil yang tidak merugikan. Mobil yang bandel, irit bahan bakar atau mempunyai efisiensi yang tinggi, mempunyai nilai maintenance yang kecil, awet, spare partnya ada dimana-mana, dan lain-lain. Hal itu sebaiknya diserahkan kepada yang mengusulkan. Tetapi bagi kita, yang penting adalah mobil yang membawa kita selamat sampai tujuan. Berati keselamatan bagi pekerja, masyarakat dan lingkungan harus kita “keep” dengan benar sesuai dengan tugas BAPETEN yang diemban”.
imgkonten

Sumber : Humas

BAPETEN Link

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

International Links