Banner BAPETEN
Pelajaran Berharga dari Kecelakaan PLTN Fukushima Jepang
Kembali 13 April 2011 | Berita BAPETEN
bdi_130411092916.jpg

(Jakarta,BAPETEN) 

bdi_130411091957.jpgMitos masih hidup di kalangan masyarakat kita. Ia tak dapat diklarifikasi. Teknologi sebagai ciri modernisasi hendak mematahkannya. Seberapa mampu? Karena mitos sebagai bagian dari kebudayaan dimana lebih awet mendekam pada benak masyarakat. Kecelakaan PLTN Fukushima semoga tidak menambah berkembangnya mitos akibat keterbatasan cara berpikir.

Peristiwa gempa dan tsunami yang menghantam Jepang, tidak hanya meninggalkan kerusakan infrastruktur tetapi juga mengakibatkan banyaknya korban jiwa. Belum lagi kecelakaan PLTN Fukushima Dai’ichi yang kini tengah diperbincangkan banyak pihak.

Namun, pemerintah Jepang langsung mengambil tindakan guna mengatasi kecelakaan PLTN dengan beragam upaya untuk meminimalisir bahaya radiasi. Tindakan yang dilakukan pemerintah Jepang, ternyata membuahkan hasil, terbukti dengan kondisi reaktor yang mulai berangsur stabil waktu demi waktu. Kondisi ini senantiasa dipantau tidak hanya oleh pemerintah Jepang, tetapi juga IAEA.
imgkontenimgkonten
Untuk memberikan penjelasan tentang kecelakaan PLTN Fukushima Dai’ichi tersebut, maka delegasi dari JAIF International Cooperation Center Dr. Takehiko Mukaiyama, memberikan ceramah umumnya dihadapan sejumlah karyawan BAPETEN, sebagai garda depan pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia, Selasa (12/03/11) pagi, di Auditorium BAPETEN. Acara ini turut dihadiri Deputi Pengkajian Keselamatan Nuklir (PKN) Khoirul Huda dan sejumlah Pejabat Eselon II lainnya.

Pada saat yang bersamaan, Deputi PKN memberikan keterangan persnya kepada MetroTV terkait perkembangan terakhir yang tengah terjadi pada PLTN Fukushima. Menurut Deputi PKN, ledakan yang terjadi bukan pada reaktor, melainkan di gedungnya saja. Ledakan tersebut juga bukan ledakan nuklir tetapi ledakan hidrogen.

Dari kejadan tersebut, pemerintah Jepang telah melakukan pengukuran di berbagai tempat dan hasilnya tidak terlalu menghawatirkan. Menjawab apakah efeknya akan berdampak ke negara lain, Deputi PKN mengatakan, mungkin saja ke negara yang dekat dengan Jepang, tetapi untuk sampai ke Indonesia sangat jauh, mengingat dari jarak tidak memungkinkan untuk sampai ke Indonesia. Dengan demikian Indonesia dinyatakan aman dari ancaman bahaya radiasi.
imgkontenimgkonten
Meski radioaktivitas tidak sampai ke Indonesia, BAPETEN juga tetap melakukan pemantauan radioaktivitas udara di daerah tertentu seperti di Kepulauan Tahuna, Manado. Dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh tim yang diterjunkan di sana pun tidak terdapat indikasi tercemar radiasi. Selain itu, BAPETEN juga melakukan pengukuran di beberapa tempat lain seperti di Papua.

Menyusul gempa susulan yang kerap mengguncang Jepang baru-baru ini, Deputi PKN berkomentar, gempa tidak menjadi masalah, karena pada saat gempa terjadi secara otomatis shutdown. Tetapi, ketika tsunami datang, pendingin darurat tidak berfungsi dengan baik sehingga menimbulkan kecelakaan PLTN Fukushima.

Sumber : Humas

BAPETEN Link

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

International Links