Banner BAPETEN
Kunjungan Kerja Kepala BAPETEN di Samarinda
Kembali 07 Juli 2011 | Berita BAPETEN
bdi_070711093645.jpg

(Samarinda,BAPETEN) 

bdi_070711093122.jpgSemenjak kejadian kecelakaan PLTN Fukushima, Jepang, beberapa waktu lalu, telah menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat, khususnya Indonesia. Ini mengingat letak geografis wilayah Indonesia tidak jauh dengan Jepang. Sehingga muncul pertanyaan, apakah dampak yang ditimbulkan dari kecelakaan PLTN Fukushima tersebut dapat berimbas sampai ke Indonesia.

Berangkat dari hal tersebut, Kepala BAPETEN As Natio Lasman, melakukan pertemuan dengan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak, Senin (04/07/11) pagi. Pertemuan yang berlangsung di Kantor Gubernur Kaltim ini, juga dihadiri Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir Suharyanta, Kabag Humas dan Protokol Aries Setyarto, Kasubbag Humas Suprihatin, dan Kasubbag Protokol Syamsurizal.

Dalam kesempatan itu, Kepala BAPETEN mengatakan, berdasarkan hasil pengukuran tim BAPETEN yang telah diterjunkan di sekitar wilayah Bontang, ternyata tidak ditemukan kandungan zat radioaktif yang masuk ke wilayah Kalimantan Timur.
imgkontenimgkonten
Sehingga dapat dikatakan bahwa Kalimantan Timur bebas dari ancaman radioaktif yang ditimbulkan dari kecelakaan PLTN Fukushima, Jepang. Untuk langkah selanjutnya, BAPETEN akan terus memantau kondisi dilapangan agar masyarakat dapat merasa aman.

Kepala BAPETEN menambahkan, berdasarkan konferensi Ministrial Meeting on Nuclear Safety yang di gelar di Wina, Austria, beberapa waktu lalu, seluruh negara anggota mengeluarkan pernyataannya bahwa tidak ada yang membatalkan PLTN, meski telah terjadi kecelakaan PLTN di Jepang.

Menanggapi hal tersebut, Awang sangat mengapresiasi langkah antisipasi yang telah dilakukan tim BAPETEN. Mengingat bahan bakar fosil seperti minyak, gas, dan batubara akan habis, maka sangat diperlukan adanya energi alternatif. Menurut Awang, segala bentuk teknologi memang harus dikembangkan, tidak terkecuali nuklir. Awang juga menyatakan kesiapannya apabila PLTN dibangun di Kalimantan.
imgkontenimgkonten
Sementara itu, sosialisasi kelembagaan yang dilaksanakan, Selasa (05/07/11), dihadiri Sekretaris Utama Wawan Suwanda Djajasudarma, dan Gubernur Kaltim yang diwakili Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kaltim Riza Indra Riadi. Dalam acara sosialisasi yang mengundang sejumlah instansi terkait dan awak media ini, Sekretaris Utama menegaskan, kebijakan pengawasan wajib memperhatikan pemenuhan segenap aspek keselamatan, keamanan, dan seifgard sehingga terwujud perlindungan keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup‏.

Dengan demikian, lanjut Sekretaris Utama, pemanfaatan tenaga nuklir di bidang kesehatan seperti pesawat sinar-x, harus melalui compliance test dan kebijakan ini akan terus dikembangkan untuk melindungi masyarakat dari paparan radiasi yang tidak perlu. Mengenai rencana pembangunan PLTN di Indonesia, BAPETEN akan lebih memperketat perizinannya, terlebih setelah kejadian kecelakaan PLTN di Jepang.

Pada kesempatan yang sama, Suharyanta mengungkapkan, setelah kejadian kecelakaan PLTN Fukushima, BAPETEN segera merespon dengan mengirim tim guna melakukan pemonitoran udara dan air. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada kenaikan tingkat radioaktivitas dibanding kondisi sebelumnya. Hasilnya tidak ada penambahan radiasi di Kalimantan Timur berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan tim BAPETEN. Selain pengukuran lingkungan, BAPETEN juga melakukan pemeriksaan di sejumlah bandara terhadap pesawat yang datang dari Jepang.
imgkonten

Sumber : Humas

BAPETEN Link

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

International Links