Banner BAPETEN
Kunjungan Kerja Kepala BAPETEN di Mamuju-Sulawesi Barat
Kembali 16 September 2014 | Berita BAPETEN
bdi_220914113505.jpg

(Mamuju-Sulawesi Barat,BAPETEN) 

bdi_220914101834.jpgPada Selasa (16/09) pagi, Kepala BAPETEN Jazi Eko Istiyanto melakukan Kunjungan Kerja ke Mamuju-Sulawesi Barat. Acara dimulai dengan courtesycall dengan Gubernur Sulawesi Barat Drs.H. Anwar Adnan Saleh yang diterima secara resmi di ruang kerja Gubernur. Courtesycall tersebut membahas tentang hasil kajian tingkat radiasi alam yang telah diperoleh sebagai kemajuan informasi dan rencana kelanjutannya, dimana sejak 2012 Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) melaksanakan kajian berkelanjutan untuk memastikan dan menangani keberadaan tingkat radiasi alam yang relatif tinggi di Mamuju, Sulawesi Barat.

imgkonten
Sebagaimana diberitakan pada awal 2012 oleh media lokal dan nasional tentang kemungkinan adanya kandungan mineral uranium di Mamuju yang mengacu dari penyampaian hasil kajian BAPETEN dan penelitian BATAN dalam suatu rapat koordinasi dengan Pemerintah Daerah Mamuju, telah dikonfirmasi oleh instansi yang berwenang, dalam hal ini BATAN, bahwa di Mamuju terdapat anomali uranium dan thorium dengan zona thorium lebih intensif daripada uranium. Perkiraan prospek ekonomik dengan penghitungan sumber daya masih perlu dilakukan melalui penelitian lebih lanjut dan rinci.

Dalam kesempatan tersebut Kepala BAPETEN didampingi Sekretaris Utama Mohammad Dani, Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (P2STPFRZR) Yus Rusdian Akhmad, Kepala Bagian Humas dan Protokol Akhmad Muktaf Haifani, dan Kepala Subbagian Protokol Kuspriyanto. Sementara itu, Gubernur Sulawesi Barat didampingi oleh Kepala Dinas Perhubungan Suparto, Kepala Dinas Pertambangan Kabupaten Mamuju Iqbal Syakur, Kepala Bappeda Agus Salim Tamadjoe, dan Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Pemrov. Sulbar Nur Syamsu. Hasil pertemuan tersebut kemudian disampaikan dalam konferensi pers pada malam harinya selepas jamuan makan malam.
imgkonten
Acara konferensi pers yang dihadiri puluhan wartawan daerah dan nasional baik cetak dan elektronik tersebut untuk mendapat penjelasan yang resmi dan langsung dari Kepala BAPETEN dan jajarannya, Gubernur Sulawesi Barat, Wakil DPRD, dan Wakil Bupati Mamuju Bustamin Bausat.

Kepala P2STPFRZR BAPETEN menjelaskan bahwa penanganan anomaIi tingkat radiasi alam di Mamuju dibedakan atas situasi peningkatan pancaran radiasinya, yaitu oleh Pemerintah (BAPETEN, Pemda dan instansi terkait) apabila melampaui tingkat acuan (reference level) tanpa adanya kegiatan pengusahaan dan oleh Penghasil apabila disertai kegiatan pengusahaan dengan karakteristik bahannya melampaui tingkat intervensi 1 Bg/g. Dalam Peraturan Pemerintah No 33/2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, anomali radiasi yang pertama disebut NORM (Naturally Occurring Radioactive Material) sedangkan yang kedua disebut TENORM (Technologically Enhanced Naturally Occurring Radioactive Material).
imgkontenimgkonten
BAPETEN dan BATAN sebagai institusi yang berwenang dibidang ketenaganukliran sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, bersama-sama melakukan kajian lanjutan yang lebih komprehensif pada ini dan memperoleh bantuan teknis untuk analis konsentrasi radon dari IAEA (International Atomic Energy Agency). BAPETEN mengembangkan kajian terkait radiasi alam Mamuju dari sudut pandang pengawasan NORM dan TENORM. Sedangkan BATAN mengembangkan penelitian dari sudut pandang keselamatan radiasi dan geologi nuklir.

Setelah melakukan survey lapangan pada bulan April dan Mei tahun 2013 dan koordinasi dengan BATAN, BAPETEN memastikan bahwa beberapa daerah di Kabupaten Mamuju mempunyai laju dosis radiasi alam diatas rata-rata dunia sebesar 0,08 µSv/jam. Terdapat dua desa, yaitu: Desa Botteng dan Desa Takandeang, dengan tingkat paparan radiasi cukup signifikan, yaitu diatas 0,5 µSv/jam. Salah satu indikator keselamatan radiasi akibat sumber radiasi alam adalah konsentrasi radon dalam ruangan. Perkiraan rata-rata konsentrasi radon dalam rumah penduduk di Mamuju dapat ditetapkan setelah hasil pengukuran bersama antara IAEA dan BATAN diselesaikan.
imgkontenimgkonten
Secara geologi, kawasan di Kabupaten Mamuju yang mempunyai anomali tingkat radiasi adalah kawasan yang terletak di Formasi Adang (Batuan Gunung Api Adang) yang berumur Miosen Akhir (20 M) dengan luas 820 Km2. Didalam formasi tersebut terdapat mineral radioaktif, uranium dan thorium, dengan distribusi yang tidak merata. Hasil penelitian terhadap singkapan batuan oleh PPGN-BATAN, tingkat radiasi alam di desa Takandeang disebabkan oleh deposit thorium dan tingkat radiasi alam di desa Botteng disebabkan oleh deposit uranium.

Pemerintah daerah dan penduduk Kabupaten Mamuju tidak perlu kuatir dengan pemukiman di desa Boteng dan Takandeang yang sebagian pemukiman mempunyai konsentrasi radon melampaui reference level. Intervensi melalui tindakan remedial sebagaimana disebutkan dalam PP No.33 Tahun 1997 dapat dilakukan dengan cara yang sederhana. Kultur rumah panggung dan terbuat dari kayu berpotensi mengurangi akumulasi radon dalam ruangan. Penduduk juga diharapkan dapat meningkatkan fungsi ventilasi rumah seoptimal mungkin untuk menurunkan konsentrasi radon dalam ruangan secara signifikan.
imgkontenimgkonten
Pengawasan TENORM oleh BAPETEN ditempuh melalui kerjasama dengan Pemda dan Pemerintah Pusat. Pemerintah Daerah diharapkan lebih selektif dalam memberikan izin eksplorasi dan izin produksi pertambangan, terutama yang masuk dalam kawasan formasi Gunung Api Adang. Melalaui pengawasan TENORM oleh BAPETEN, proteksi terhadap keberadaan sumberdaya alam uranium dan thorium di Kabupaten Mamuju dapat tercapai. Kunjungan kerja Pimpinan BAPETEN ke Mamuju pada kesempatan ini untuk mewujudkan koordinasi dan kerjasama dalam penanganan anomali radiasi alam terutama membahas muatan kerjasama yang konkret kedepan secara jangka pendek, menengah, dan panjang.

Sumber : Humas

BAPETEN Link

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

International Links