Banner BAPETEN
Kunjungan Kerja Kepala Bapeten di Aceh
Kembali 30 Mei 2013 | Berita BAPETEN
bdi_300513052725.jpg

(Banda Aceh, NAD,BAPETEN) 

bdi_300513041157.jpgSegala bentuk pemanfaatan tenaga nuklir yang mencakup aspek Safety, Security, dan Safeguards, harus senantiasa diutamakan agar para pengguna dan masyarakat dapat mengerti akan bahaya yang dapat ditimbulkan. Maka dari itu, BAPETEN sesuai dengan tugasnya melakukan fungsi pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia untuk menjamin keselamatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan dari potensi bahaya radiasi.

Kepala BAPETEN As Natio Lasman, didampingi Sekretaris Utama Mohammad Dani, Direktur Inspeksi Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif Azhar, Kabag Humas dan Protokol Akhmad Muktaf Haifani, Kasubbag Humas Suprihatin, serta dari perwakilan Biro Perencanaan Marsodi, mengawali kunjungan kerjanya di Aceh dengan mengunjungi PT Lafarge Semen Andalas yang terletak di Lhoknga, Aceh Besar, sebagai salah satu industri yang menggunakan iptek nuklir, Senin (27/05/13). Rombongan diterima langsung oleh Sriyono berikut jajarannya.

Pada kesempatan tersebut Kepala BAPETEN mengatakan, pengawasan ketenaganukliran ada tiga hal penting yaitu aspek safety, security, dan safeguards. Namun, semenjak tahun 2010 masalah security atau keamanan nuklir lebih ditekankan. “Telah menjadi kesepakatan bersama bahwa masalah keamanan nuklir harus didukung oleh seluruh negara termasuk Indonesia,” ujarnya.
Kepala BAPETEN menambahkan, masalah keamanan sumber radioaktif pada Nuclear Security Summit ll atau lebih dikenal dengan KTT Keamanan Nuklir yang diselenggarakan di Seoul, Korea Selatan, beberapa waktu lalu, adalah untuk mewujudkan keamanan nuklir dunia secara bersama-sama. Dengan demikian material nuklir tidak boleh jatuh ke tangan yang tidak bertanggungjawab, karena hal ini dapat mengancam ketenteraman dunia.

Lebih lanjut Kepala BAPETEN mengungkapkan, seiring dengan pemanfaatan tenaga nuklir yang terus meningkat, namun masalah keamanan sumber radioaktif perlu diperhatikan, karena dapat berpotensi dijadikan teror. Maka dari itu, pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir tidak hanya dilakukan oleh BAPETEN semata, tetapi juga harus dibantu dengan peran aktif para pengguna.
imgkontenimgkonten
imgkonten
Keesokan harinya, Selasa (28/05/13) pagi, Kepala BAPETEN beserta rombongan melakukan pertemuan dengan Rektor Universitas Syiah Kuala Samsul Rizal, di ruang kerjanya. Pertemuan tersebut salah satunya membahas mengenai acara sosialisasi kelembagaan yang digelar BAPETEN di Universitas Syiah Kuala. Samsul sangat menyambut baik atas inisiatif BAPETEN tersebut. Menurutnya, dengan adanya acara sosialisasi ini, dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang iptek nuklir.

Sosialisasi kelembagaan BAPETEN sendiri mengangkat tema “Sosialisasi Pengawasan Pemanfaatan Ketenaganukliran dalam Mewujudkan Keamanan Nuklir.” Acara yang dibuka secara resmi oleh Kepala BAPETEN ini, juga dihadiri Sekretaris Utama BAPETEN, Pembantu Rektor Bidang Kerjasama Darussman, dan perwakilan tokoh masyarakat Teuku Riefky Harsya yang diwakili Sayid Fadhil.
Menurut Darussman, kita sangat beruntung karena mendapatkan pencerahan dari BAPETEN, mengingat masalah nuklir merupakan sesuatu hal yang sensitif bagi umat manusia maupun lingkungan hidup. Dirinya menambahkan, keberadaan teknologi nuklir sangat memberikan manfaat seperti yang telah banyak diaplikasikan dalam bidang kesehatan. “Tanpa kehadiran teknologi nuklir, maka bidang kesehatan kita tidak akan dapat berkembang. Penggunaan tenaga nuklir juga sangat efisien dan efektif sekali, namun jangan lupa terhadap pengawasannya,” ujarnya.
imgkontenimgkonten
Pada kesempatan yang sama Sayid mengungkapkan, sosialisasi ini lebih diutamakan bagi kalangan akademisi, karena apa yang akan kita lakukan nanti diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi kalangan civitas akademika dan juga masyarakat pada umumnya. Dengan demikian penelitian-penelitian yang dilakukan kalangan akademisi, nantinya dapat digunakan dalam menyelesaikan segala permasalahan yang ada di Aceh.

Sementara itu Kepala BAPETEN menuturkan, sosialisasi ini diharapkan dapat dimengerti dengan baik karena kalangan perguruan tinggi merupakan persiapan generasi ke depan yang dapat meneruskan tongkat estafet dari pengawasan iptek ini. Mengingat tidak ada satu pun teknologi yang tanpa resiko, maka dari itu perlu dilakukan pengawasan. “Dengan demikian yang memanfaatkan aman, dan teknologi dapat memberikan kemaslahatan untuk kita semua,” katanya. Seusai sambutan, sosialisasi dilanjutkan dengan sesi presentasi dan diskusi.
Pada saat bersamaan Sekretaris Utama BAPETEN Mohammad Dani, bertemu dengan Gubernur Aceh Zaini Abdullah, di Museum Tsunami, Banda Aceh. Pada kesempatan tersebut Sestama menyampaikan bahwa kunjungan kerja BAPETEN di Aceh dalam rangka sosialisasi pengawasan ketenaganukliran di Unsyiah, rencana pemasangan RPM di Sabang, dan penyerahan simbolik bahan pajang di Museum Tsunami Aceh. Bahan pajang berupa informasi Sumber Radioaktif di Aceh yang hilang akibat tsunami 26 Desember 2004 tersebut, diterima langsung oleh Kepala Museum Tsunami Aceh Zulhardi.
imgkontenimgkonten

Sumber : Humas

BAPETEN Link

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

International Links