Banner BAPETEN
Executive Meeting 2008
Kembali 09 Mei 2008 | Berita BAPETEN
bdi_270708105034.jpg

(Jakarta,BAPETEN) 

bdi_270708104939.jpgUntuk membina dan memelihara hubungan baik antara badan pengawas dan para pengguna, BAPETEN menggelar Executive Meetingdengan mengundang sejumlah pengguna tenaga nuklir di bidang kesehatan, industri, penelitian dan importir sumber radiasi pengion, baik dari kalangan swasta maupun pemerintah. Acara yang dilaksanakan di ruang Auditorium BAPETEN, Rabu (7/5) dihadiri Menegristek Kusmayanto Kadiman dan Kepala BAPETEN As Natio Lasman serta sejumlah pejabat eselon I, II dan III.

imgkonten
Pembukaan diawali dengan laporan panitia yang disampaikan Direktur DPFRZR Drs. Martua Sinaga, MM. Kemudian disambung dengan sambutan Kepala BAPETEN yang mengatakan bahwa acara ini sebagai ajang BAPETEN menyampaikan hal-hal terbaru terkait dengan peraturan-peraturan ketenaganukliran kepada para pengguna.

Selain itu, lanjut Kepala BAPETEN, perkembangan global yang harus menjadi perhatian untuk mulai dilakukan 2010 adalah proteksi fisik terkait dengan sumber radioaktif. Kepala BAPETEN juga tak luput membahas mengenai limbah, di mana sesuai dengan peraturan yang berlaku saat ini adalah akan disimpan di BATAN atau dikembalikan ke negara asal.

Melalui kesempatan tersebut Menristek juga berpesan agar tiga aspek safety, security dan safeguards harus menjadi perhatian serius bagi BAPETEN dan para pengguna.  "Apabila hal tersebut ditangani dengan baik maka perlindungan pengguna nuklir akan tercapai," tegasnya.

Lebih lanjut Menristek mengharapkan agar kemitraan antara pemerintah dan swasta terkait pemanfaatan iptek nuklir dapat lebih dieratkan, sehingga pada gilirannya nanti akan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat secara keseluruhan.

Menyinggung rencana pembangunan PLTN, Menristek berkomentar, gagasan itu bahkan sudah tercetus sejak jaman mantan Presiden Soekarno. Dari momentum itulah, tambahnya, Indonesia memiliki reaktor riset yang kini ada di Bandung, Yogyakarta dan Serpong. Adanya pro dan kontra seputar rencana PLTN, dirinya mengungkapkan, hal itu adalah suatu pembelajaran publik yang efektif dan efisien.

"Seperti waktu pemerintahan Gus Dur, Dirjen IAEA diminta mendisain PLTN, namun sekarang dia juga yang kuat menolak rencana pembangunan PLTN," keluh Menristek sembari menceritakan pengalamannya dengan Gus Dur saat sosialisasi PLTN di Jepara beberapa waktu lalu.

Wahana diskusi semacam ini sangat berguna untuk menjalin komunikasi efektif dua arah antara Badan Pengawas dan para pengguna. Dengan adanya pertemuan ini, diharapkan hubungan antara pemegang ijin, petugas proteksi radiasi dan pekerja radiasi lainnya dapat terjalin lebih harmonis dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari guna menumbuhkembangkan budaya keselamatan.
imgkontenimgkonten
imgkontenimgkonten

Sumber : Humas-BAPETEN

BAPETEN Link

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

International Links