Banner BAPETEN
Diskusi Tentang Keberadaan dan Manfaat Energi Nuklir
Kembali 08 Maret 2010 | Berita BAPETEN
bdi_080310025026.jpg

(Jakarta,BAPETEN) 

bdi_080310024245.jpgMelihat telah banyaknya penggunaan energi fosil dan persediaannya yang kian menipis, seiring dengan pertambahan jumlah pemakaiaan, mengakibatkan gas CO2 yang dikeluarkan juga semakin bertambah dan berujung pada pemanasan global. Pemanasan global ini sendiri juga telah banyak dirasakan dampaknya oleh masyarakat dunia. Oleh sebab itu, harus ada suatu usaha untuk mengurangi pemanasan global yang semakin menghawatirkan tersebut.

Guna mengupas tuntas itu semua, talk show The Forum yang diselenggarakan, Jumat (05/03/10), mengulas tentang manfaat nuklir bagi kesejahteraan masyarakat, sekiranya patut untuk dibicarakan baik oleh penentu kebijakan dan masyarakat. Tema yang diangkat dalam perbincangan ini adalah “Indonesia, tidak punya pilihan lain kecuali segera menuju penggunaan tenaga nuklir untuk energi.”

Acara tersebut menghadirkan sejumlah narasumber seperti Kepala BATAN Hudi Hastowo, Presiden Komisioner PT PLN Geothermal Udibowo Septomulyono, Ketua Bidang Organisasi dan Kelembagaan Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia Markus Wauran, Kepala BAPETEN As Natio Lasman, dan bertindak sebagai moderator Soegeng Sarjadi.

Menurut Kepala BATAN, untuk menanggulangi masalah pemanasan global, salah satu caranya adalah dengan menggunakan energi baru dan terbarukan, yang jumlahnya besar serta ramah lingkungan namun sedikit mengeluarkan gas CO2. Dan energi tersebut salah satunya adalah nuklir.

Dukungan opsi nuklir sebagai energi alternatif juga disampaikan Markus. Dirinya mengatakan, terkait rencana pembangunan PLTN di Indonesia, pihaknya telah banyak melakukan sosialisasi dengan melibatkan kalangan akademisi. Kerjasama dengan instansi terkait, baik di dalam maupun luar negeri, terus digalang untuk menyongsong rencana program PLTN di Indonesia. “Bahkan Komisi VII DPR RI telah mendukung dan mendesak pemerintah untuk segera mengaplikasikan nuklir,” kata Markus.

Namun, aplikasi nuklir di Indonesia juga membutuhkan pengawasan yang ketat agar segala bentuk pemanfaatan tenaga nuklir di tanah air tidak menyimpang dan disalahgunakan. Menurut Kepala BAPETEN, tugas dan fungsi BAPETEN yang dilakukan melalui tiga aspek pengawasan yaitu, peraturan, perijinan dan inspeksi, sangat memegang peranan penting dalam memberikan jaminan keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan.

Mengomentari rencana pembangunan PLTN, Kepala BAPETEN menuturkan, dalam Peraturan Pemerintah telah dibuat aturan yang mendasar tentang PLTN. Peraturan tersebut diantaranya mengharuskan PLTN di bangun di atas tanah, dan menggunakan proven technology.

Disamping energi nuklir, masih terdapat sumber energi alternatif lain yang sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia, yaitu geothermal. Dalam kesempatan ini, Udibowo mengungkapkan kesalahan pengelolaan masa lalu kita yang selalu mengandalkan energi fosil, sehingga persediannya sekarang semakin menipis tanpa melihat potensi geothermal yang melimpah.

Masih terkait dengan aplikasi energi nuklir untuk PLTN, Kepala BAPETEN menyebutkan bahwa energi nuklir adalah suatu energi yang sangat berbeda dengan bahan bakar lainnya. “Bahan bakar yang telah dipakai dan kemudian menghasilkan bahan bakar kembali hanya terdapat di nuklir,” ujar Kepala BAPETEN. Jika tidak punya reaktor nuklir, lanjut Kepala BAPETEN, maka tidak akan pernah memiliki plutonium. Maka tugas BAPETEN juga ikut melakukan pengawasan, agar plutonium tersebut tidak digunakan untuk hal-hal yang dapat menimbulkan potensi negatif.

Pada akhir sesi, moderator menutup diskusi dengan suatu kesimpulan yang menyebutkan, kiranya perlu untuk mengatur diversifikasi kebutuhan energi di tanah air untuk menjadikan bangsa Indonesia tetap bertahan di tengah-tengah krisis energi yang ada saat ini.
imgkonten

Sumber : Humas

BAPETEN Link

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

International Links