Lawatan Kepala BAPETEN ke Makassar kali ini adalah untuk memberikan klarifikasi, menyusul telah terjadinya ledakan meteor di  udara di sekitar wilayah Bone beberapa waktu lalu yang menurut laporan stasiun deteksi di Austria, Australia dan Newzealand, kejadian tersebut diduga terdeteksi sebagai ledakan nuklir.

Mengingat fungsi utama BAPETEN untuk melindungi pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup dari kemungkinan bahaya radiasi, maka BAPETEN segera melakukan langkah antisipatif dengan menerjunkan tim ke daerah tersebut. BAPETEN ikut berperan karena khawatir ledakan berasal dari satelit yang berbaterai nuklir. Namun, dari hasil pengkajian tim yang ada di lapangan, menyebutkan bahwa ledakan tersebut murni dari ledakan meteor dan dapat dipastikan tidak menghasilkan radiasi.

“Sangat diperlukan peran aktif instansi terkait setempat, untuk melakukan langkah antisipatif dengan mendeteksi secara dini, sehingga nantinya dapat memberikan informasi awal yang lebih baik kepada masyarakat,” ujar Kepala BAPETEN.

Terkait dengan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia, khususnya di daerah Sulawesi Selatan, Kepala BAPETEN mengharapkan agar seluruh pemegang ijin tidak hanya mengutamakan faktor keselamatan tetapi juga harus menitikberatkan pada faktor keamanan. Karena, lanjut Kepala BAPETEN, jika sumber radioaktif tersebut hilang, maka dapat digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan berpotensi menimbulkan tidak terorisme.

Kepala BAPETEN juga mengingatkan keterkaitan kebencanaan yang kerap melanda Indonesia dengan pemanfaatan tenaga nuklir yang ada di Sulawesi Selatan, agar diperlukan perhatian yang serius. Sehingga jika terjadi gempa atau tsunami, maka langkah antisipasi dan tanggap darurat sudah dapat dipersiapkan oleh unsur-unsur terkait.

Syahrul sangat mengapresiasi peran BAPETEN dan sangat menyambut baik atas audiensi yang dilakukan Kepala BAPETEN beserta jajarannya. Hal ini, kata Syahrul, sangat membantu pihak terkait untuk mengenal lebih dekat akan iptek nuklir itu sendiri.

Pada kesempatan ini, Kepala BAPETEN juga memberikan peta pemanfaatan beserta sumber-sumber radioaktif, baik di bidang industri maupun kesehatan, yang tersebar di seluruh daerah Sulawesi Selatan. Acara kemudian diakhiri dengan pertukaran cinderamata diantara kedua belah pihak.