Banner BAPETEN
Asia Pacific Safeguards Network
Kembali 03 Juni 2010 | Berita BAPETEN
bdi_030610113801.jpg

(Bali,BAPETEN) 

bdi_030610113125.jpgPerkembangan dan kemajuan ilmu dan teknologi bidang nuklir mendorong peradaban manusia akan bergerak ke masa depan yang makin maju. Perkembangan itu akan membawa dampak, baik positif maupun negatif. Oleh karena itu, dampak yang bersifat negatif ini harus segera diantisipasi agar salah satu antisipasi penggunaan tidak membawa kerugian yang besar bagi manusia. Iptek nuklir adalah mempertimbangkan aspek seifgard (keamanan bahan sumber radioaktif), dimana tahun 2009 dibentuklah suatu jejaring regional di wilayah Asia Pasifik yang disebut dengan Asia Pasific Safeguards Network (APSN).

Untuk meningkatkan dan memperkokoh jejaring penguatan pengawasan nuklir atau masalah safeguard tersebut, dilakukanlah pertemuan pertama APSN tanggal 2 - 4 Juni 2010, APSN saat ini diketuai oleh John Carlson dari Australian Safeguards and Non-Proliferation Office (ASNO). Acara yang dibuka oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi H.E. Suharna Surapranata dan dihadiri oleh Kepala Bapeten Dr. As Natio Lasman, Kepala Batan Dr. Hudi Hastowo, perwakilan International Atomic Energy Agency (IAEA) serta perwakilan dari Australia, RRC, Indonesia, Korea Selatan, Jepang, Malaysia, Philipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Amerika Serikat, Kanada, Rusia dan Selandia Baru. Pertemuan yang diadakan di Hotel Santika Bali ini dihadiri oleh 26 orang peserta.
imgkontenimgkonten
Dalam sambutannya Menristek berharap acara ini bisa menjadi sumber inspirasi dalam melakukan diskusi untuk menjawab tantangan regional maupun global dalam membangun dan mengembangkan infrastruktur jejaring kerjasama tentang pemanfaatan teknologi nuklir yang aman dan damai di kawasan Asia-Pasifik. Mengingatkan bahwa Indonesia memerlukan energi yang besar untuk kelistrikan. Apalagi memasuki abad ke-21. Bagi Indonesia yang berpenduduk lebih dari 230 juta jiwa, energi nuklir adalah salah satu sumber energi primer sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat di masa depan.
imgkontenimgkonten
Sebagai anggota Perjanjian Non Proliferasi Nuklir (Non Proliferation Treaty, NPT) pada tahun 1960-an, Indonesia mendukung transparansi pemanfaatan tenaga nuklir untuk tujuan damai. Hubungan baik Indonesia – IAEA melalui implementasi perjanjian safeguards secara komperhensif (Comprehensive Safeguards Agreement, CSA) dan negara berkembang pertama yang menerapkan Integrated Safeguards secara penuh.

Untuk mengimplementasikan safeguards ini dimulai dari negara kita masing-masing, jejaring APSN ini diharapkan menjadi faktor pendukung untuk memperkuat eksistensi dan keefektifan implementasi traktat atau konvensi internasional, tukar-menukar informasi di bidang safeguards termasuk proteksi fisiknya khusus untuk ASEAN terutama dalam kaitan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
imgkontenimgkonten

Sumber : Humas

Tautan BAPETEN

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

Tautan Internasional

Tautan LPNK