Terkait hal tersebut, Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir BAPETEN, menggelar Workshop on Modular High Temperature Gas Cooled Reactor (HTGR) Coated Particle Fuel Safety and Supporting  Analysis, Senin (05/12/16), di Jakarta. Workshop ini diikuti 30 orang peserta yang berasal dari instansi terkait seperti BATAN dan kalangan akademisi.

Deputi Pengkajian Keselamatan Nuklir Yus Rusdian Akhmad, membuka secara resmi workshop yang berlangsung selama 5 hari ini. Dalam sambutannya Yus mengatakan, tujuan dilaksanakannya worskhop ini dalam rangka tukar menukar informasi dan diskusi untuk pengembangan kajian sistem keselamatan HTGR sebagai salah satu program nasional dalam program R dan D nuklir untuk sektor energi.

Diharapkan, sambung Yus, informasi tersebut dapat diperoleh dari workshop melalui presentasi yang disampaikan oleh para expert IAEA serta diskusi antar peserta. Kegiatan workshop ini berfokus pada faktor keselamatan HTGR dan persyaratan fabrikasi bahan bakar HTGR serta manajemen bahan bakar bekasnya. Dalam menghadapi fase konstruksi HTGR, BAPETEN harus belajar dari negara yang berpengalaman di bawah koordinasi IAEA.

Beberapa negara telah menjalani penelitian dan pengembangan HTGR, terkait pengawasan peraturan pada semua tahap, mulai dari tapak, desain dan konstruksi sampai dengan decommisioning.  Oleh karena itu, kerja sama dengan IAEA sangat bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas SDM BAPETEN. Pada kesempatan ini BAPETEN menghadirkan sejumlah expert dari IAEA diantaranya David Boyes, Andre Xhonneux dan Francesco Tantillo, yang memberikan paparannya tentang pengalamannya dalam hal keselamatan bahan bakar HTGR dan regulasinya.[BHO/RUS/BSE]