Banner BAPETEN
SKN 2011: Penguatan Pengawasan Keselamatan, Keamanan, Seifgard Nuklir untuk Menyongsong Introduksi PLTN di Indonesia
Kembali 27 Juni 2011 | Berita BAPETEN
bdi_270611035242.jpg

(Jakarta,BAPETEN) 

bdi_270611015234.jpgPemanfaatan tenaga nuklir di berbagai bidang industri dan kesehatan berkembang dengan pesat seiring dengan realisasi pembangunan nasional. Perkembangan tersebut perlu diimbangi pula dengan pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir sehingga aspek keselamatan, keamanan dan seifguard dapat terwujud.

imgkonten
BAPETEN melakukan sistem pengawasan melalui peraturan, perizinan dan inspeksi. Ketiga sistem tersebut harus dilaksanakan dan dikembangkan sesuai dengan tantangan kemajuan pemanfaatan tenaga nuklir. Dalam rangka menumbuh kembangkan pertukaran ilmiah, informasi, pengetahuan, pengalaman dan pandangan sebagai upaya meningkatkan ketiga sistem tersebut maka BAPETEN menyelenggarakan Seminar Keselamatan Nuklir (SKN) 2011 yang berlangsung mulai 27 sampai 28 Juni 2011. SKN 2011 ini merupakan seminar tahunan BAPETEN yang diselenggarakan dalam rangkaian memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional. Seminar yang mengambil tema "Penguatan Pengawasan Keselamatan, Keamanan, Seifgard Nuklir untuk Menyongsong Introduksi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)" ini diselenggarakan di Auditorium BAPETEN Gedung B Lantai 8, Jalan Gajah Mada No. 8 Jakarta Pusat.
imgkontenimgkonten
imgkonten
Pembicara dalam SKN 2011 berasal dari dalam negeri maupun undangan pakar dari luar negeri. Pembicara Kunci adalah Menristek RI yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Energi, Dr. Agus Rusyana Hotman. Pembicara utama yang lain diantaranya pakar nuklir dari JNES-Jepang, Dr. Fumio Kudough yang mengetengahkan "Lesson Learn from Fukushima-I Accident on March 2011"; Pembicara dari BAPETEN, Ir. Dedik Eko Sumargo dengan makalah berjudul "Kesiapsiagaan dan Kemampuan Tanggap Darurat Nuklir Nasional: Pembelajaran dari PLTN Fukushima"; dan Dirjen EBTKE-ESDM yang menyampaikan makalah "Prospek Kontribusi Energi Nuklir dalam Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan di Indonesia".

Sedangkan jumlah makalah yang diterima Panitia SKN 2011 sebanyak delapan puluh dua makalah dan yang terseleksi sebanyak 57 makalah yang terdiri dari presentasi oral 24 dan poster 33 makalah. Makalah-makalah tersebut kemudian dibagi dalam kategori teknis dan non teknis untuk bidang instalasi bahan nuklir, fasilitas radiasi dan zat radioaktif, lingkungan dan sumber daya manusia. Para penyaji makalah tersebut berasal dari BAPETEN, BATAN, PT. BATAN Teknologi, IPB, UGM, dan RS Mochtar Riyadi.

imgkontenimgkonten
Kepala BAPETEN, As Natio Lasman dalam kesempatan ini didampingi oleh Sekretaris Utama BAPETEN, Wawan Suwanda Djajasudarma hadir bersama para Purna Bhakti BAPETEN, diantaranya Sukarman Aminjoyo, Suhartono Zahir, dan Arifin S. Kustiono. Kepala BATAN, Hudi Hastowo bersama Staf Ahli Ristek dalam kesempatan tersebut kemudian mendampingi Kepala BAPETEN mengadakan konferensi pers.
imgkontenimgkonten
Pada kesempatan memberikan sambutan, Kepala BAPETEN menyampaikan beberapa penekanan perhatian yang perlu dilakukan. Hal ini sesuai dengan pidato Dirjen IAEA terkait kecelakaan nuklir di Fukushima Daiichi yang disampaikan pada pembukaan Ministerial Meeting dalam lingkup Keselamatan Nuklir pekan lalu. Ada 5 hal yang perlu diperhatikan, yakni terkait dengan:
1. IAEA Safety Standards. Perlu direview kembali berbagai kelemahan yang mungkin ada, untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan;
2. Review Keselamatan Reaktor di masing-masing negara, naik dilaksanakan oleh masing-masing negara tersebut maupun juga oleh peer review yang akan dibentuk oleh IAEA;
3. Nuclear Regulation dimana regulator harus independen dengan pendanaan yang memadai dan didukung oleh SDM yang handal;
4. Global Emergency Preparedness. Kesiapsiagaan nuklir ini harus dibangun dengan baik pada tingkat nasional, regional, maupun global. Karenanya kerjasama dalam bidang Kesiapsiagaan Nuklir ini perlu terus mandapatkan perhatian. Dalam hal ini IAEA yang berperan sebagai Koordinator dari the Joint Radiation Emergency Management Plan akan terus memberikan perhatiannya yang lebih pada Kedaruratan Nuklir ini;
5. Receiving and Disseminating Information. Sharing informasi kepada pihak lain perlu dilakukan, sehingga publik mendapatkan gambaran sebenarnya. Demikian pula halnya dengan efektivitas dari the International Nuclear and Radiological Event Scale (INES) sebagai tool untuk mengetahui level kecelakaan itu sendiri.

Sumber : Humas

BAPETEN Link

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

International Links