Jazi Eko Istiyanto mengaitkan pemaparannya tentang cyber security untuk keselamatan dan keamanan nuklir dengan tugas dan fungsi BAPETEN sebagai lembaga yang diberi kewenangan oleh Undang-Undang No.10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran dalam melaksanakan pengawasan di bidang tenaga nuklir.

Jazi menjelaskan bahwa fungsi BAPETEN sebagai lembaga pengawas pemanfaatan teknologi nuklir saat ini tidak dapat dilepaskan dengan perkembangan teknologi informasi. Mengingat bahwa terbatasnya sumber daya manusia di hampir seluruh lembaga dan kementerian di Indonesia, maka teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan oleh BAPETEN memberikan multiplier effect untuk BAPETEN melaksanakan tugas dan fungsinya.

Namun penggunaan teknologi informasi dan komunikasi saat ini rentan terhadap serangan cyber terhadap data-data penting dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Terlebih lagi jika data-data yang diserang tersebut merupakan data yang jika jatuh ke tangan orang yang salah dapat membahayakan banyak jiwa. Oleh karena itu, diskursus mengenai keamanan siber menguat, tidak terkecuali dengan keamanan siber dan kaitannya dengan BAPATEN sebagai lembaga pengawas tenaga nuklir. Materi presentasi Kepala BAPETEN dapat diunduh disini dan presentasi Wakil Rektor I Unsyiah dapat diunduh melalui ini.

Seminar kemudian dilanjutkan dengan konferensi pers. Kepala BAPETEN didampingi oleh Wakil Rektor I Universitas Syiah Kuala, Hizir Sofyan, dan Wakil Direktur III Bidang Kemahasiswaan Politeknik Lhokseumawe, Rizal Syahyadi. Dengan antusias, para wartawan memberikan berbagai pertanyaan seputar tugas dan fungsi BAPETEN dan isu cyber security dan big data.

Seminar dan konferensi pers yang dilaksanakan atas kerjasama dengan Politeknik Negeri Lhokseumawe ini diharapkan menjadi wadah bagi BAPETEN untuk melaksanakan sosialisasi lembaga, sekaligus mengedukasi masyarakat tentang isu ketenaganukliran yang pada umumnya masih bias. (Humas/zd/td).