(Jakarta,BAPETEN)
Rapat koordinasi antara BAPETEN dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengenai Sistem Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Kedaruratan Nuklir dilaksanakan di Jakarta, 25 –26 Mei 2009. Pertemuan tersebut dihadiri Kepala BAPETEN As Natio Lasman dan Kepala BNPB Syamsul Ma'arif. Turut hadir Deputi Perijinan dan Inspeksi Martua Sinaga, beserta pejabat eselon II dan III BAPETEN dan sejumlah pejabat eselon BNPB terkait.
Dalam sambutannya, Kepala
BAPETEN menandaskan bahwa seiring dengan ijin pemanfaatan tenaga
nuklir ditanah air yang terus berkembang menjadikan tugas BAPETEN ke
depannya bertambah berat. Terlebih dengan banyaknya bencana yang
kerap terjadi saat ini mengharuskan BAPETEN lebih waspada dan tidak
lengah terhadap kejadian yang dapat berpotensi mengancam keamanan dan
keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan.
“Keamanan segala sumber
radioaktif harus dilakukan sangat ketat serta tidak lupa
mempertimbangkan kehati-hatian. Karena BAPETEN harus memastikan bahwa
di tanah air ini aman terhadap radiasi nuklir,†katanya. Oleh sebab
itu, lanjutnya, peran serta BNPB dalam hal kesiapsiagaan dan
penanggulangan bencana khususnya nuklir sangat signifikan. Rapat
koordinasi ini menjadi sangat penting khususnya dalam membangun
kerangka koordinasi dan elaborasi kedua lembaga.
Kepala BNPB sebagai narasumber utama juga menegaskan, segala bentuk aktifitas teknologi harus melalui tahapan-tahapan analisis resiko bencana, sama halnya dengan nuklir. “Namun, yang terpenting adalah bagaimana bangsa kita dapat memahami nuklir secara benar,†ujarnya. Sehingga pada gilirannya nanti pemahaman dan cara pandang masyarakat akan nuklir tidak negatif.
Kepala BNPB sebagai narasumber utama juga menegaskan, segala bentuk aktifitas teknologi harus melalui tahapan-tahapan analisis resiko bencana, sama halnya dengan nuklir. “Namun, yang terpenting adalah bagaimana bangsa kita dapat memahami nuklir secara benar,†ujarnya. Sehingga pada gilirannya nanti pemahaman dan cara pandang masyarakat akan nuklir tidak negatif.
“Saat ini kami juga
tengah menanti masukan-masukan terkait resiko bencana untuk kemudian
tidak saja hanya memberikan upaya-upaya meminimalisir resiko tapi
sudah pada usaha bagaimana melakukan pencegahan bencana,†tutur
Kepala BNPB. Terkait operasionalisasi segala bentuk penanganan bencana
yang menyangkut kedaruratan ataupun respon di banyak daerah yang
pernah beliau jumpai, masih diperlukan adanya pembenahan dan
peningkatan di berbagai dimensi.
Dalam pertemuan ini pula, Kepala BAPETEN menyerahkan draf Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Sistem Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Kedaruratan Nuklir dan dokumen Organisasi Tanggap Darurat Nuklir Nasional serta plakat dan buku-buku kelembagaan kepada Kepala BNPB.
Dalam pertemuan ini pula, Kepala BAPETEN menyerahkan draf Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Sistem Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Kedaruratan Nuklir dan dokumen Organisasi Tanggap Darurat Nuklir Nasional serta plakat dan buku-buku kelembagaan kepada Kepala BNPB.
Sumber : Humas