Banner BAPETEN
Pelatihan Kepemimpinan
Kembali 24 Maret 2014 | Berita BAPETEN
bdi_250314022150.jpg

(Jakarta,BAPETEN) 

bdi_250314120610.jpgDalam mengelola dan memotivasi bawahan perlu pendekatan efektif dalam kepemimpinan situasional yang dapat mendorong kemitraan antara pemimpin dan bawahan untuk mencapai kinerja yang optimal. Salah satu pendekatan yang efektif tersebut adalah dengan Performance Leadership. Pendekatan tersebut bukan suatu yang dilakukan pemimpin kepada bawahannya tapi sesuatu yang dilakukan pemimpin bersama dengan bawahannya.

imgkonten
Untuk membentuk pola kepemimpinan tersebut maka Balai Diklat BAPETEN bekerja sama dengan PPM Manajemen menyelenggarakan Pelatihan Effective Leadership kepada 24 pegawai BAPETEN yang berlangsung selama dua hari dari 24 Maret 2014.

Diyah Dumasari, pengajar dari PPM Manajemen memandu pelatihan pada hari pertama ini melalui metode tutorial (<i>class room</i>), diskusi kelompok, bermain peran dan menonton film.

"Kalau dilihat dari peserta, mereka dari pemimpin dan calon pemimpin sehingga tujuan (pelatihan ini-red) adalah membekali pengetahuan mereka menjadi pemimpin yang efektif yang dapat dipraktekkan di tempat kerja", jelas pengajar PPM Manajemen yang akrab disapa Bu Duma ini.
Mengacu kepada performance leadership dimana proses pengembangan bawahan melalui gaya kepemimpinan yang efektif secara terus menerus, sehingga bawahan dapat mencapai kinerja yang optimal. Performance leadership ini diterapkan berdasarkan hubungan antara tingkat perkembangan bawahan secara individu (beberapa kombinasi dari tingkat komitmen dan kompetensi bawahan) dalam mencapai sasaran kerja dengan gaya kepemimpinan (beberapa kombinasi perilaku mengarahkan dan mendukung) dari pemimpin.

Ada empat gaya kepemimpinan dan tingkat kematangan bawahan dalam pendekatan ini, yaitu: pengarah (directing); pembina (coaching); pendukung (supporting); dan pendelegasi (delegating). Sedangkan 4 tingkat perkembangan bawahan antara lain: pemula yang bersemangat (enthusiastic beginner); pembeajar yang kecewa (disillusioned learner); pekerja mampu namun hati-hati (capable, but cautious, performer); dan pekerja mampu dan percaya diri (self-reliant achiever).

Tujuan dari performance leadership adalah menyesuaikan gaya kepemimpinan yang tepat dengan tingkat perkembangan bawahan dalam mencapai sasaran atau tugasnya. Bila tingkat perkembangan berubah, maka gaya kepemimpinan yang digunakan juga harus diubah. Hal ini berarti tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik, karena tingkat perkembangan dapat berubah untuk setiap bawahan, sasaran atau tugas.

Performance leadership adalah kepemimpinan dengan model kemitraan. Oleh karena itu, hubungan kemitraan antara atasan dan bawahan akan berkembang dimulai dengan identifikasi tingkat perkembangan bawahan serta memahami apa yang dibutuhkan oleh bawahan untuk mengembangkan diri.

imgkonten

Sumber : Humas

Tautan BAPETEN

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

Tautan Internasional

Tautan LPNK