Banner BAPETEN
Pelatihan Dasar Keamanan Nuklir
Kembali 02 Juni 2014 | Berita BAPETEN
bdi_020614023728.jpg

(Jakarta,BAPETEN) 

bdi_020614022652.jpgNuklir termasuk bahan yang berbahaya. Maka desain instalasinya memerlukan kecanggihan teknologis (hitech). Perlu sistem pengamanan yang betul-betul safe dan memenuhi standar interasional, agar bila terjadi kecelakaan bahaya radiasinya dapat diminimalisasi. Untuk itu, BAPETEN mengadakan Pelatihan Dasar Keamanan Nuklir.

Mengawali acara Ketua Panitia Dra. Taruniyati Handayani, M.Sc., melaporkan bahwa “aspek keamanan nasional menjadi perhatian yang serius dalam Pelatihan Dasar Keamanan Nuklir ini. Pelatihan yang pertama kali ini akan dilakukan setiap tahunnya, hal ini merupakan bagian dari rencana besar BAPETEN untuk mempersiapkan Undang-undang Keamanan Nuklir Nasional”.
imgkontenimgkonten
Acara dihadiri 35 orang peserta, 18 orang dari BAPETEN dan beberapa dari perwakilan instansi terkait yaitu dari Nubika TNI, Puslabfor Polri, Gegana Brimob, Badan Intelejen Negara, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan Universitas Pertahanan. Acara akan diselenggarakan pada tanggal 2-6 Juni 2014. di BAPETEN.
Acara dibuka oleh Deputi Perizinan dan Inspeksi-BAPETEN Drs. Martua Sinaga, MM. dalam sambutan pembukaannya disampaikan, “bahwa Pelatihan ini akan mempelajari tentang Kemanan Sumber di dalam Fasilitas, Keamanan Nuklir di dalam Instalasi Nuklir dan adanya Bahan Nuklir di luar pengawasan. Mengawasi bahan radioaktif di luar pengawasan yang kita tidak tahu pemiliknya, ini menjadi acaman bagi Indonesia. Modus diantaranya seperti praktek ekspor-impor illegal atau perdagangan gelap, Karena kita terikat Perjanjian Internasional untuk keamanan nuklir atau bahan radioaktif sebab itu dibutuhkan koordinasi nasional”.
“Saat ini di Indonesia telah memiliki 3 RPM (Radiation Portal Monitor) yang terpasang di pelabuhan meski masih kurang misalnya Malaysia yang sudah memiliki 56 RPM. Posisi Indonesia terhadap keamanan nuklir di Internasional sangat bagus, kita bahkan telah menawarkan I-Concept (Indonesian Center of Nuclear Security and Preparedness and Support) kepada IAEA (International Atomic Energy Agency), rencananya mulai 2016 kita akan membantu kawasan ASEAN melalui IAEA dalam pelaksanaan keamanan nuklir, karena Indonesia dipandang sangat ahli”, tambahnya.
Acara yang akan berlangsung selama 5(lima) hari ini antara lain akan mempelajari tentang Acaman Dasar Desain, Desain Sistem Proteksi Fisik, Keamanan Sumber Radioaktif dan Keamanan dalam Pengangkutan dan Penyalahgunaan Pemanfaatan Sumber Radioaktif.
imgkonten

Sumber : Humas

Tautan BAPETEN

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

Tautan Internasional

Tautan LPNK