Kegiatan ini bertempat di lingkungan kantor BAPETEN diselenggarakan simulasi respon kejadian keamanan dan kedaruratan nuklir. Seperti dalam pembukaannya Pengawas radiasi ahli madya DK2N Dewi Apriliani menyampaikan “Tujuan simulasi penanggulangan kedaruratan radiasi untuk PPR Medik Tingkat I adalah sebagai implementasi dari peraturan dan teori terkait keselamatan dalam pemanfaatan ZRA dimana pemanfaatannya harus menjamin keselamatan pekerja dan masyarakat, termasuk kesiapan fasilitas radiasi dan zat radioaktif untuk merespons kedaruratan radiasi”.

Dalam simulasi ini diikuti oleh 63 peserta petugas proteksi radiasi dari seluruh indonesia , dalam praktikum simulasi tersebut peserta dibagi menjadi dua kelompok, sebelum memulai simulasi kedua kelompok tersebut diberikan sesi diskusi bersama.

Simulasi kedaraturan nuklir kali ini disampaikan oleh Koordinator Kelompok Fungsi Kesiapsiagaan Nuklir Agus Yudhi Pristianto merujuk pada kasus Seorang PPR Tk. I dari unit radioterapi Rumah Sakit XYZ baru saja menyelesaikan pekerjaan quality check peralatan brakiterapi dan pengecekan uji kebocoran paparan radiasi. PPR tersebut lupa mematikan detektor radiasi (survei meter) yang digunakan untuk melakukan uji kebocoran paparan radiasi.

Pada saat berjalan menuju ruang kerja, PPR dikejutkan dengan bunyi alarm dari detektor radiasi yang dibawa saat melintasi ruang parkir/aula RS yang saat itu sedang dipadati pengunjung RS. Belum diketahui apakah insiden ini berkaitan dengan zat radioaktif terbuka atau tertutup. Informasi sementara yang diperoleh PPR adalah adanya kenaikan laju dosis yang signifikan pada beberapa titik di sekitar ruang parkir/aula RS. Berdasarkan skenario ini peserta diminta untuk melakukan tindakan penanganan/penanggulangan insiden radiasi sesuai SOP yang berlaku di RS.

Diakhir acara peserta dikumpulkan kembali untuk membuat laporan dan pemberian evaluasi dari apa yang telah dipraktekan saat simulasi.(BHKK/CD)