(Serpong,BAPETEN)
Serpong, 20 Januari 2010. Merupakan momen penting untuk mengawali bangkitnya semangat Indonesia mengejar ketertinggalan di bidang teknologi. Hari itu komunitas ilmuwan yang tergabung dalam lembaga AIPI (Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan Ristek (Riset dan Tekologi) menyelenggarakan acara silaturahim dengan Presiden RI.
Dalam kesempatan itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan
perlunya suatu sistem kelembagaan negara yang secara penuh dapat mendukung,
mendorong, menyebarkan dan menerapkan inovasi di berbagai sektor dalam skala
nasional. Ini diperlukan guna mencapai cita-cita untuk menjadi negara
berperadaban tinggi yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang berdaya
saing dan berproduksivitas tinggi.
“Ke depan bangsa Indonesia harus menguasai teknologi.Untuk
hal itu dibutuhkan Sistem Inovasi Nasional yang didasarkan atas kemitraan
antara pemerintah, komunitas ilmuwan dan
swasta, yang kemudian berkolaborasi dengan dunia internasional.†kata Presiden.
Mantan
Presiden BJ Habibie yang hadir dalam pertemuan itu menyatakan perlunya pemimpin
negara yang meyakini bahwa iptek memiliki peran penting dalam menentukan masa
depan bangsanya. “Syukurlah bangsa Indonesia memiliki Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono yang telah memahami hal itu dan telah mengambil langkahnya,â€
kata BJ. Habibie dalam penyampaian
“Peranan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam
Pembangunan Nasionalâ€.
Menurut
Habibie, sejauh apapun perkembangan iptek di negara lain, Indonesia masih
memiliki kesempatan untuk mengejar ketertinggalan. Dengan sumber daya manusia
dan alam yang melimpah dan berkualitas unggul, maka perkembangan teknologi
secanggih apapun pasti bisa dikuasai dan dikendalikan serta dimanfaatkan.
Dalam kesempatan itu Presiden Amerika Serikat, Barack
Obama menyampaikan pesannya lewat Duta Besar untuk Indonesia Cameron R Hume,
mengatakan perlunya kerjasama kemitraan untuk menghadapi tantangan global.
Obama mengatakan Amerika telah mengambil berbagai langkah penting untuk
berinvestasi pada pengembangan iptek di dalam negeri, serta mengambil komitmen
pada iptek sebagai bagian dari kunci kerjasana dengan negara-negara sahabat.
Presiden AS yang memiliki hubungan kultural mengalami masa kecil di Jakarta menyampaikan
pujiannya kepada Indonesia. khususnya kepada PresidenRI
atas pendekatan aktifnya terhadap berbagai kerjasama di bidang iptek. Tidak
sedikit ilmuwan Amerika dan Indonesia saling bertukar informasi dan sarana di
berbagai program penelitian terkait keamanan dan pengamanan, kesehatan,
teknologi, energi dan bidang lain.
Pertemuan
yang berlangsung di Gedung Dewan Riset Nasional (DRN) itu juga dihadiri oleh
Gubernur Banten, Kepala BPPT, Kepala BAPETEN DR. As Natio Lasman, Sekretaris
Utama BAPETEN Wawan Suwanda Djajasudarma, Perizinan dan Inspeksi BAPETEN Drs. Martua Sinaga, MM., Deputi Pengkajian
Keselamatan Nuklir BAPETEN Dr. Khoirul Huda, M.Eng., sejumlah pejabat dan masyarakat
ilmuwan.
Sumber : Humas