Banner BAPETEN
Kunjungan Teknis ke KPP Bea Cukai Tanjung Perak dalam rangka Evaluasi Ancaman terhadap Penyelundupan Zat Radioaktif dan Bahan Nuklir
Kembali 16 Oktober 2021 | Berita BAPETEN
small_thumb_2021-10-21-115043.jpg

BAPETEN melakukan kunjungan teknis ke Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Tanjung Perak di Surabaya sebagai tindak lanjut koordinasi dengan KPPBC Tanjung Perak Surabaya (Kamis-Jumat, 14-15 Oktober 2021). Kunjungan teknis dipimpin langsung oleh Kepala Bapeten, Prof. Jazi Eko Istiyanto yang didampingi Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir, Dahlia C. Sinaga, serta Kepala Pusat Pengkasian STPIBN Yudi Pramono. Turut serta dalam kunjungan ini perwakilan tim dari Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir (PRFN), ORTN BRIN.

Kunjungan kerja diawali dengan tinjauan lapangan tim BAPETEN beserta tim PRFN ORTN yang didampingi tim KPPBC Tanjung Perak ke area RPM dan Gamma Ray di sekitar pelabuhan Tanjung Perak (Kamis, 14/10). Tim melakukan pengujian deteksi pada alat RPM yang terbukti mampu mendeteksi radiasi yang ditunjukkan pada monitor pemantau BRIN di KPPBC Tanjung Perak Surabaya. Tim BAPETEN disambut langsung oleh pihak KPPBC dipimpin langsung oleh Kepala KPPBC Tanjung Perak, Sodikin yang didampingi jajarannya.

imgkonten

imgkonten

Kunjungan dilanjutkan dengan pelaksanaan rapat koordinasi antara tim BAPETEN dan KPPBC (Jumat, 15/10). Dalam sambutannya, Sodikin menyampaikan pentingnya koordinasi dan kolaborasi yang bertujuan untuk keselamatan bersama dari penyalahgunaan dan peredaran atau lalu lintas zat radioaktif, serta perlu terus membina kerjasama dan koordinasi terkait upaya pencegahan penyelundupan zat radioaktif dan bahan nuklir, melalui pemasangan dan perawatan alat pemantau RPM (Radiation Portal Monitor) di pelabuhan Tanjung Perak.

imgkonten

Dalam sambutannya, Kepala BAPETEN Jazi Eko menyampaikan bahwa Jawa Timur termasuk yang ketiga terbanyak sebagai pengguna izin di BAPETEN. Beliau juga menegaskan bahwa kerjasama dan koordinasi ini bisa lebih meningkatkan dan membantu memasarkan produk dan karya anak bangsa, karena PRFN sudah mampu membuat RPM sendiri.

imgkonten

"Bila masih menggunakan RPM impor dari luar negeri selain biaya perawatan yang sangat mahal, kita juga akan sangat tergantung kepada mereka, serta terdapat kekhawatiran data dipantau oleh pihak pabrikan", tegas Jazi. Perwakilan tim PRFN, Kristedjo dalam presentasinya menyampaikan bahwa BATAN telah mengembangkan RPM sejak 2015, serta terkait pengembangan RPM di PRFN termasuk manfaat dan implementasinya di sekitar kawasan nuklir Serpong dan Pasar Jumat. [P2STPIBN/RIYADI/Bams/AQ]

imgkonten



Komentar (0)


Tautan BAPETEN

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

Tautan Internasional

Tautan LPNK