Sebagai Badan yang melindungi masyarakat dan pekerja dari bahaya radiasi maka BAPETEN perlu menginventalisir implementasi pemanfaatan tenaga nuklir di lapangan bersama instansi terkait. Untuk itu pada Rabu (23/07) Kepala BAPETEN Jazi Eko Istiyanto melakukan kunjungan kerja ke Tanjung Balai di Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau. Kepala BAPETEN dalam kunjungan kerja ini didampingi Deputi Perijinan dan Inspeksi (PI) Martua Sinaga, Sekretaris Utama BAPETEN Mohammad Dani, Direktur Perijinan Instalasi dan Bahan Nuklir Reno Alamsyah, Direktur Perizinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif Zainal Arifin, Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif Yus Rusdian Akhmad, Kepala Subdirektorat Inspeksi Fasilitas Penelitian dan Industri Aries Sanyoto, Kepala Bagian Humas dan Protokol Akhmad Muktaf Haifani, Kepala Subbagian Bantuan Hukum Surachmat, Kepala Subbagian Protokol Kuspriyanto dan para staf terkait.

Pada awal kunjungan kerja ini Kepala BAPETEN beserta jajaran melakukan rapat koordinasi pelaksanaan penegakan hukum pemanfaatan sumber radiasi dan zat radioaktif bersama Kepala Dinas Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Amson, yang didampingi oleh Kepala Bidang BLH Kabupaten Karimun Sumarji, dan Kepala Subbidang BLH Karimun Suhardi. Rapat koordinasi ini merupakan penjajakan kerjasama dengan Pemda untuk pengawasan hasil TENORM di Karimun. Berdasarkan pertemuan tersebut akan ditindaklanjuti dengan kerjasama yang lebih konkrit antara BPLHD Karimun dengan BAPETEN

Pada kesempatan yang sama, Deputi PI bersama Direktur Perizinan FRZR mengadakan koordinasi dengan pihak Kepolisian Daerah Kepulauan Riau yang terdiri dari M. Komarudin, Richie Putra, Untung M., dan M. Yoga Buanadipta. Pertemuan tersebut membahas tindakan pengamanan terhadap kegiatan-kegiatan yang berpotensi membahayakan keselamatan masyarakat dari hasil sampingan penambangan timah dan juga dari upaya-upaya yang mengganggu stabilitas pengelolaannya.

Selanjutnya rombongan BAPETEN bersama BPLH melakukan kunjungan lapangan untuk menginventarisasi potensi masalah pemanfaatan TENORM di dua perusahaan. Inventarisasi masalah tersebut terkait dengan TENORM yang bukan bagian dari limbah B3 namun merupakan hasil sampingan dari penambangan timah di Karimun.