Oleh karena itu, pada hari Jumat, tanggal 24 Juni 2011, delegasi Integrated Support Center for Nuclear Nonproliferation and Nuclear Security, dari Japan Atomic Energy Agency (JAEA), Jepang, melakukan kunjungan ke BAPETEN, untuk menjelaskan kondisi terakhir pada instalasi nuklir Fukushima tersebut.

Rombongan JAEA dipimpin oleh Mr Michiaki Ohkubo ini, dan didampingi oleh Mr Naoki Kobayashi dan Ms Kazuko Hamada tersebut menjelaskan mengenai status terakhir penanganan kecelakaan nuklir di Fukushima. Delegasi JAEA tersebut menjelaskan bahwa pemerintah Jepang terus berupaya untuk meminimalkan dampak kecelakaan pada lingkungan sekitar, dengan berbagai upaya pendinginan reaktor, pengolahan limbah dan dekontaminasi.

Kerja keras yang didukung oleh berbagai negara sahabat dan IAEA, telah berhasil menurunkan paparan radiasi ke tingkat yang jauh lebih rendah dibanding saat terjadinya kecelakaan. Upaya pengawasan radiasi, baik dari darat, laut maupun udara, dilaksanakan terus menerus, untuk meyakinkan masyarakat Jepang dan negara-negara tetangga bahwa bahaya nuklir telah teratasi.

Selain itu, pemerintah Jepang juga ingin menunjukan komitmennya dalam menjaga keamanan dan perdamaian dunia dengan membentuk Integrated Support Center for Nuclear Nonproliferation and Nuclear Security di bawah naungan JAEA. JAEA menawarkan berbagai pelatihan internasional untuk BAPETEN dan berbagai badan pengawas di kawasan regional, sehingga kawasan Asia Pasifik bisa memanfaatkan tenaga nuklir tanpa harus dihantui ancaman terorisme terhadap instalasi dan bahan nuklir.

Perwakilan BAPETEN yang dipimpin oleh Direktur Perizinan Instalasi dan Bahan Nuklir Reno Alamsyah, menyambut baik tawaran JAEA dan kembali menegaskan komitmen Pemerintah RI untuk menjaga keamanan dan perdamaian dunia dari ancaman penyalahgunaan bahan nuklir dan zat radioaktif. Delegasi JAEA juga berkesempatan mengunjungi laboratorium seifgard BAPETEN yang rencananya akan menjadi regional center of excellence dalam peningkatan pengawasan seifgard di wilayah Asia Tenggara.