Banner BAPETEN
Indonesia Tuan Rumah Pertemuan Dialog Strategi Keamanan Nuklir Asia di 2010
Kembali 14 April 2009 | Berita BAPETEN
bdi_140409104134.jpeg

(Seoul,BAPETEN) 

bdi_140409104134.jpegIndonesia dipercaya sebagai tuan rumah pertemuan ke-3 Dialog Strategi Keamanan Nuklir (The 3rd Meeting of Nuclear Safety Strategy Dialogue) of the Asia Nuclear Safety Network (ANSN) tahun 2010. Hal tersebut merupakan salah satu butir kesepakatan dalam The 2nd Meeting of Nuclear Safety Strategy Dialogue of the Asia Nuclear Safety Netwrork (ANSN) di Seoul, Korea Selatan. Acara yang berlangsung pada Kamis (10/4) ini dihadiri oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman dan Kepala BAPETEN, As Natio Lasman atas undangan International Atomic Energy Agency (IAEA). Pertemuan tersebut dibuka oleh Head Department of Nuclear Safety and Security, Batan Atom Internasional (IAEA), Tomihiro Taniguchi.

Dalam dialog tersebut, Menegristek menyampaikan (1). Perkembangan terkini teknologi nuklir di Indonesia serta keinginan Indonesia untuk membangun pembangkit tenaga nuklir untuk tujuan komersial di masa yang akan datang; (2). Secara teknologi, SDM dan infrastruktur, Indonesia akan mampu untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), namun kondisi sosial psikologis masyarakat Indonesia saat ini belum siap sekalipun sudah diamanatkan dalam RPJPN Indonesia bahwa sebelum tahun 2016 Indonesia sudah harus membangun pembangkit tenaga nuklir untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional; (3). saat ini upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia adalah advokasi publik dengan terus-menerus mensosialisasikan keuntungan pemakaian teknologi nuklir dan meyakinkan masyarakat bahwa teknologi nuklir adalah teknologi aman dan ramah lingkungan.
Karena itu, dalam dialog tersebut Menegristek minta agar ANSN tetap aktif untuk saling membantu anggotanya dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap keamanan dan keselamatan teknologi nuklir melalui berbagai pendekatan baik melalui pengenalan secara dini kepada pelajar  maupun  melalui pelatihan-pelatihan dan advokasi publik.  ANSN dibentuk tanggal 18 Februari 2002 dan negara-negara yang berpartisipasi dalam  ANSN ini adalah China, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Australia, Perancis, Jerman dan Amerika Serikat.
Hasil lain dari The 2nd Meeting of Nuclear Safety Strategy Dialogue of the Asia Nuclear Safety Netwrork (ANSN) adalah bahwa ANSN digunakan sebagai platform kerjasama regional dalam hal capacity building keselamatan nuklir dan merupakan pusat dari pengelolaan pengetahuan keselamatan nuklir di Asia. Secara politis negara-negara yang tergabung dalam ANSN mempunyai komitmen untuk mendukung kegiatan ANSN dan memastikan bahwa ANSN sebagai platform pengembangan sistem capacity building  pada negara-negara peserta tersebut bahwa program ANSN ke depan perlu tetap memfokuskan perhatian pada masalah keamanan (security) dan keselamatan (safety). Jejaring kerja regional ini sebagian besar mengandalkan IT, dikombinasikan dengan regional capacity building system yang terdiri dari: (a) Virtual Centre integrating national and regional Education and Training Centres, (b) Technical Advisory Services and Cooperative activities, dan (c) Regional Support for Peer Reviews and Support Arrangement.

Sumber : Humas - KNRT

Tautan BAPETEN

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

Tautan Internasional

Tautan LPNK