Banner BAPETEN
Gladi Lapang Nasional 2011
Kembali 07 November 2011 | Berita BAPETEN
bdi_071111075918.jpg

(Surabaya,BAPETEN) 

bdi_071111074751.jpgUntuk mengantisipasi kecelakaan transportasi laut yang mengangkut muatan zat radioaktif, BAPETEN dengan melibatkan instansi terkait yang ada di Provinsi Jawa Timur seperti, Kepolisian, Pemda, Bea Cukai, Pelindo, TNI, dan Kementerian Perhubungan, menggelar Gladi Lapang Nasional 2011 Latihan Penanggulangan Kedaruratan Radiologik, di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Kamis (03/11/11).

Gladi Lapang Nasional ini bertujuan menguji kesiapan dan kemampuan instansi terkait yang ada, untuk melakukan penanggulangan atau tanggap darurat dalam merespon adanya kecelakaan radiasi akibat terbakarnya kapal pengangkut sumber radioaktif.
imgkontenimgkonten
Acara ini dihadiri Kepala BAPETEN yang diwakili Deputi Perizinan dan Inspeksi (PI) Martua Sinaga, Kapolda Jawa Timur yang diwakili Kepala Biro Operasi Polda Jatim Kombes Abdul Gofur, Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir BAPETEN Suharyanta, Kepala Biro Hukum dan Organisasi BAPETEN Berthie Isa, berikut sejumlah pucuk pimpinan instansi terkait lainnya di Jawa Timur.

Dalam sambutan Kepala BAPETEN yang disampaikan Deputi PI dikatakan, kecelakaan radiasi tidak hanya terjadi dari fasilitas yang menggunakan zat radioaktif atau bahan nuklir, tetapi juga dapat dari pengangkutan atau sabotase oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Oleh karena itu, latihan penanggulangan seperti ini perlu dilakukan untuk mengurangi korban dan kerugian apabila hal itu terjadi.
imgkontenimgkonten
Lebih lanjut disampaikan, melalui latihan kedaruratan radiologik ini, koordinasi dapat terus kita asah dan kembangkan, sehingga dapat meningkatkan pemahaman, wawasan serta akhirnya kesiapsiagaan kita dalam menghadapi berbagai ancaman, termasuk berbagai kondisi kedaruratan. Mudah-mudahan setelah latihan ini berakhir, dapat dilakukan evaluasi menyeluruh sehingga dapat diketahui kelemahan-kelemahan untuk meningkatkan kesiapan tim dan koordinasi antar instansi ke depan.

Hal senada juga disampaikan Kapolda Jawa Timur dalam arahannya, yang dibacakan Kepala Biro Operasi Polda Jatim. Menurutnya, nuklir selain memberikan banyak manfaat, juga dapat menimbulkan dampak, apabila terjadi bencana bersifat non teknis seperti bencana alam, ancaman teroris, ataupun kecelakaan transportasi yang mengangkut bahan-bahan radioaktif.
imgkontenimgkonten
Guna mengeliminir masalah tersebut, sambungnya, diperlukan kemampuan tanggap darurat di dalam penanganan dan penanggulangan terhadap dampak radiasi yang ditimbulkan. Gladi lapang ini dimaksudkan untuk melatih skill sehingga dapat terampil dalam menggunakan sarana dan prasarana yang akan digunakan untuk penanggulangan kecelakaan radiasi, termasuk meningkatkan SDM dalam pelaksanaannya. Pelatihan ini juga sangat diperlukan untuk menguji kesiapan unsur yang ada apabila terjadi kecelakan transportasi yang melibatkan zat radioaktif.

Saat memberikan keterangan kepada awak media, Deputi PI mengungkapkan, hal terpenting dalam penanggulangan bahaya radiasi, instansi di daerah perlu dibantu sehingga apabila terjadi sesuatu dapat langsung berkoordinasi melakukan tindakan agar meminimalisir risiko.
imgkontenimgkonten
"Radiasi tidak dapat terlihat, tidak berbau dan tidak berwarna, tetapi bisa merugikan masyarakat. Oleh karena itu, setiap daerah perlu dibekali dan Jatim mendapat kesempatan latihan untuk melihat kemampuan dan nantinya akan dievaluasi apa saja yang harus dilakukan apabila terjadi kecelakaan,” ujarnya.

Deputi PI menambahkan, sangat diperlukan wawasan tentang bahaya radiasi, sehingga ada prosedur-prosedur yang harus dilakukan. Dan setiap daerah harus membuat satuan tanggap darurat ketika daerah tersebut dianggap berpotensi menimbulkan bahaya radiasi.
imgkontenimgkonten
Terkait dengan transportasi laut yang mengangkut zat radioaktif, Deputi PI menjelaskan, pada sistem pengawasan, ada perizinan dimana setiap pengangkutan zat radioaktif harus disetujui oleh BAPETEN. “Prosedur sudah disiapkan untuk penanggulangan jika terjadi kecelakaan yang bukan dari fasilitas nuklir dan zat radioaktif, tetapi terjadi saat pengangkutan atau akibat sabotase. Oleh karena itu, kita libatkan semua aparatur yang ada,” katanya.

Sementara itu, Suharyanta mengatakan, Surabaya dipilih sebagai tempat latihan, karena Tanjung Perak merupakan salah satu pelabuhan utama internasional. Selain itu, sesuai data perizinan BAPETEN, wilayah Surabaya sudah banyak pemanfaatan tenaga nuklir. Disamping itu, sambungnya, pelabuhan ini juga dapat mendistribusikan dari dan ke wilayah timur serta barat Indonesia. “Nantinya, latihan serupa juga akan dilakukan di tempat lain,” imbuhnya.

Sumber : Humas

BAPETEN Link

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

International Links