Banner BAPETEN
Dialog Khusus TVRI Yogya
Kembali 29 April 2014 | Berita BAPETEN
bdi_290414123227.jpg

(Yogyakarta,BAPETEN) 

bdi_290414122433.jpgTeknologi tak bisa diterima begitu saja. Terlalu “welcome” atas kehadirannya dapat menyesal di belakang hari. Modernisasi menjadi penyakit “bawaan” karena memang dibawa atau terbawa dari negara maju tanpa pertimbangan. Hal terpenting yang harus kita sadari adalah jangan sampai menjadi konsumen teknologi yang pandir. Dampak teknologi, netralitasnya, buruk-baiknya di seputar kehidupan keseharian menjadi tema sentral dalam bahasan kita. Kali ini khusus tentang teknologi nuklir dan pentingnya pengawasan, budaya keselamatan dalam pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia.

imgkonten
Budaya keselamatan melibatkan siapapun yang sikap dan perilakunya dapat berpengaruh terhadap keselamatan nuklir, bukan hanya operator, pengusaha instalasi nuklir melainkan juga Badan Pengawas. Hal inilah yang mendorong perlunya diadakan sosialisasi. Sosialisasi kali ini melalui TVRI Yogya, yang dikemas dalam bentuk acara Dialog Khusus Ranah Publik, dialog interaktif ini disiarkan langsung oleh TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta, Senin, 28 April 2014, pukul 18.00-19.00 WIB. Sebagai narasumber Kepala BAPETEN Jazi Eko Istianto dan Deputi Pengkajian Keselamatan Nuklir Khoirul Huda, dialog ini dihadiri juga oleh Mahasiswa dari Fakultas MIPA Universitas Gajah Mada dan Fakultas Biotek Univesitas Kristen Duta Wacana di Studio 2. Tanya jawab selain dari mahasiswa yang hadir juga diikiti oleh masyarakat melalui telepon.
”Cukup banyak manfaat positif dari energi nuklir di berbagai bidang, yaitu bidang kesehatan, industri dan penelitian. Tugas utama BAPETEN untuk melindungi masyarakat, pekerja dan lingkungan dari radiasi nuklir. Dampak radiasi nuklir ada 2 yaitu deterministik (dampak yang langsung bisa diketahui) dan stokastik (dampak yang bisa diketahui setelah jangka panjang), karena kita tidak mau sampai ada insiden nuklir di Indonesia. Untuk itu, BAPETEN selalu menjalankan tugasnya dengan baik. SDM (Sumber Daya Manusia) BAPETEN saat ini dipandang sebagai badan pengawas nuklir yang terdepan di Asia Tenggara", ungkap Kepala BAPETEN.
Tentang SDM ini Kepala BAPETEN menjelaskan di internasional ada badan pengawas nuklir yaitu IAEA, setiap tahunnya SDM BAPETEN dikirimkan untuk mengikuti pelatihan IAEA sebab mereka mempunyai praktek terbaik, sehingga tidak perlu seperti naik sepeda kalau mau bisa harus jatuh dahulu. Menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang PLTN pandangan internasional hanya karena kurangnya kepercayaan publik.
imgkontenimgkonten
Lebih lanjut Deputi Pengkajian Keselamatan Nuklir menyampaikan, Pengawasan BAPETEN menggunakan tiga pilar yaitu Peraturan, Perizinan dan Inspeksi. Untuk PLTN saat ini belum ada aplikasi yang diajukan ke BAPETEN, sehingga belum ada ulasan evaluasi secara resmi dari BAPETEN.
Sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran akan pentingnya pemahaman keberadaan BAPETEN selaku Badan Pengawas yang berperan melaksanakan peraturan, perizinan dan inspeksi pemanfaatan tenaga nuklir, termasuk kesiapan pengawasan; pembangunan dan pengoperasian PLTN yang merupakan antisipasi pemenuhan kebutuhan energi di masa mendatang.
imgkonten

Sumber : Humas

Tautan BAPETEN

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

Tautan Internasional

Tautan LPNK