Banner BAPETEN
BAPETEN: Indonesia Aman dari Ancaman Radiasi Nuklir Jepang
Kembali 18 Maret 2011 | Berita BAPETEN
bdi_180311032100.jpg

(Jakarta,BAPETEN) 

bdi_180311033539.jpgGuncangan gempa bumi dahsyat disertai tsunami yang menyapu Jepang beberapa waktu lalu, telah mengakibatkan ledakan pada reaktor PLTN Fukushima Dai'ichi. Ledakan ini akibat generator yang tidak berfungsi karena hantaman tsunami, sehingga reaktor belum dapat didinginkan dengan baik. Akibatnya uap air dan hidrogen yang dihasilkan dilepaskan dan berujung pada ledakan pada pengungkung reaktor.

Begitu reaktor secara otomatis shutdown, maka secara otomatis pula generator cadangan tadi berfungsi untuk menggerakan pompa pendingin. Hampir satu jam generator tersebut berfungsi dan kemudian datang tsunami, sehingga mengakibatkan generator tidak berfungsi. Hal ini disampaikan Kepala BAPETEN As Natio Lasman, ketika menerima kunjungan reporter Koran Jakarta, Kamis (17/03/11) siang, di Gedung BAPETEN.

Dalam wawancara yang turut didampingi Kepala Subbag Humas Suprihatin ini, terkait rencana pembangunan PLTN di Indonesia. Kepala BAPETEN mengatakan, sampai hari ini BAPETEN belum menerima pengajuan permohonan aplikasi untuk itu. Bagi yang mengoperasikan reaktor juga harus dibekali dengan surat izin bekerja sehingga semuanya mempunyai standar yang baik.
imgkontenimgkonten
Sebagai garda terdepan dalam melakukan pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia, maka BAPETEN harus dapat menjamin keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan dari kemungkinan timbulnya bahaya radiasi. Menanggapi masih adanya kekhawatiran masuknya zat radioaktif ke Indonesia akibat ledakan reaktor PLTN di Jepang, Kepala BAPETEN menegaskan, radiasi yang ditimbulkan tidak sampai ke tanah air, sehingga Indonesia dinyatakan aman dari dampak ledakan reaktor tersebut.

Hal senada juga ditegaskan Kepala BAPETEN saat menjadi narasumber dalam program Dialog Indonesia Petang di SunTV, Jakarta, terkait kecelakaan nuklir di Jepang. Dalam kesempatan tersebut beliau mengungkapkan, radiasi nuklir tidak akan sampai ke Indonesia dan BAPETEN akan melakukan langkah antisipasi dengan mengirimkan tim ke Manado untuk melakukan pengukuran apakah terdapat radiasi yang masuk atau tidak. Dengan demikian Kepala BAPETEN mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan percaya kepada pemerintah.
imgkontenimgkonten
Pada malam harinya, saat berbicara di MetroTV dalam program Metro Hari Ini, Kepala BAPETEN menuturkan, teknologi pada dasarnya diperuntukan bagi kemaslahatan umat manusia, tetapi jika nantinya akan menimbulkan dampak bagi masyarakat, maka BAPETEN tidak akan memberikan izin. Dan kejadian di Jepang, nantinya dapat menjadi masukan bagi BAPETEN dalam melakukan pengawasan PLTN lebih ketat lagi.

Nantinya, PLTN yang akan diimplementasikan di tanah air, mensyaratkan haruslah PLTN yang proven technology, artinya harus ada contoh PLTN yang sudah dioperasikan minimal selama 3 tahun. Merujuk kejadian di Jepang, lokasi PLTN nantinya akan dicari yang tidak terdapat potensi gempa dan tsunami, apabila lokasinya meragukan, maka BAPETEN tidak akan memberikan izin.

Selain Kepala BAPETEN, perbincangan ini juga menghadirkan Pakar Lingkungan Hidup Sony Keraf, dan Pakar Radiasi Nuklir Sahala Hutabarat. Menurut Sahala, untuk implementasi PLTN di Indonesia harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan dibutuhkan perencanaan yang baik. Sedangkan Sony mengatakan, kejadian di Jepang hendaknya dapat menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi Indonesia, jika kelak kita ingin membangun PLTN baik dari segi keselamatan dan keamanannya.
imgkontenimgkonten

Sumber : Humas

Tautan BAPETEN

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

Tautan Internasional

Tautan LPNK