(Jakarta,BAPETEN)
Peringatan Hari Ibu yang setiap tahun selalu kita peringati bersama pada tanggal 22 Desember, berupaya untuk terus mengingatkan kepada kita semua akan perjuangan kaum perempuan bersama-sama dengan kaum laki-laki dalam merebut kemerdekaan bangsa. Ikrar para pejuang pada Kongres Perempuan Indonesia pertama tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta merupakan tonggak sejarah puncak perjuangan kaum perempuan, dan Kongres Perempuan yang ketiga tahun 1938 sejak saat itu ditetapkan sebagai Hari Ibu.
Bertempat di halaman Gedung BAPETEN,
Rabu (22/12/10), upacara bendera Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-82
Tahun 2010, diikuti oleh pejabat eselon I, II, III, IV dan segenap
pegawai BAPETEN serta DPN KORPRI. Dalam sambutan Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, yang disampaikan
langsung oleh Kepala BAPETEN As Natio Lasman, dikatakan bahwa,
peringatan Hari Ibu yang dilakukan setiap tahunnya ini dimaksudkan
agar seluruh Warga Negara Indonesia, laki-laki dan perempuan terutama
generasi muda, baik yang berada di wilayah Indonesia maupun di luar
negeri senantiasa mengenang dan menyegarkan kembali ingatannya akan
pentingnya pemahaman dan penghayatan serta arti perjuangan dan
kebangkitan kaum perempuan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
kebangkitan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan dan mengisi
kemerdekaan.
Adapun tema yang diangkat pada
peringatan Hari Ibu tahun ini adalah “Kesetaraan Perempuan dan
Laki-laki untuk Membangun Karakter Bangsa dalam Mewujudkan Masyarakat
yang Sehat dan Bermartabat.†Makna dari tema ini antara lain adalah
nilai-nilai kesetaraan antara perempuan dan laki-laki merupakan
landasan bagi pembentukan karakter dan budi pekerti untuk mencintai
tanah air dan bangsa, dan memegang teguh rasa nasionalisme, serta
wawasan kebangsaan yang hakiki. Sejalan dengan itu, maka upaya
pembentukan karakter bangsa melalui pendidikan perlu dimulai sejak
dini dari dalam keluarga, diteruskan ke sekolah dan lingkungan
masyarakat.
Selain itu, fokus PHI tahun 2010 ini
antara lain adalah untuk mendukung terwujudnya salah satu tujuan
pembangunan Millenium bidang kesehatan pada tahun 2015. Upaya-upaya
penghapusan kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan sebagai
bagian dari upaya mewujudkan peradaban bangsa juga harus menjadi
agenda utama penegakan hak azasi perempuan.
Sumber : Humas