Diskusi Panel menampilkan Kepala BAPETEN, Kepala BATAN Djarot S. Wisnubroto, Direktur Jenderal Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe dan Ketua LPPM Universitas Udayana I Nyoman Gde Antara. Diskusi yang dipandu Usman Kansong dari Media Indonesia mengemukakan beberapa isu strategis terkait introduksi nuklir dalam program listrik 35 GW. Jumain menyatakan bahwa sumber daya manusia untuk nuklir bukanlah isu krusial, karena BATAN sudah sejak lama menyiapkan hal itu. Sementara Djarot menggarisbawahi bahwa pembangunan PLTN akan memakan waktu 7-10 tahun. Oleh karena itu, energi nuklir bukan termasuk dalam program listrik 35 GW, tetapi sudah harus masuk dalam tahap setelah itu.

Dalam paparannya, Jazi menegaskan bahwa BAPETEN bertugas melakukan pengawasan tenaga nuklir berdasarkan peraturan. Floating nuclear power, misalnya, tidak akan diizinkan di Indonesia karena peraturan yang ada hanya memperbolehkan land-based nuclear reactor. “Tetapi kami juga terbuka terhadap saran, kritik, dan masukan untuk pengembangan peraturan”.

Pada bagian penutup diskusi, keempat panelis sepakat bahwa Pemerintah Indonesia harus segera menyatakan go nuclear. Selanjutnya para panelis melakukan konferensi pers yang diikuti oleh wartawan dari media lokal dan nasional. Kegiatan SENTEN 2015 akan berlangsung selama 2 hari dan menampilkan beberapa pakar nuklir di antaranya Frederick Reitsma dari IAEA, perwakilan dari BriVa Tech Consulting, Rosatom dan sebagainya. [BHO/MR]